Advertorial

Patung, Saksi Bisu yang ‘Banyak Bicara’

Moh Habib Asyhad

Penulis

Patung yang tampak diam dan bisu sebenarnya ia "banyak bicara". Paling tidak ia berbicara lewat persepsi orang-orang yang melihatnya.
Patung yang tampak diam dan bisu sebenarnya ia "banyak bicara". Paling tidak ia berbicara lewat persepsi orang-orang yang melihatnya.

Intisari-Online.com -Suatu rumah, suatu daerah, atau bahkan suatu negara perlu menghadirkan patung.

Meskipun hanya diam dan membisu, sebuah atau beberapa patung sesungguhnya bisa berbicara banyak.

Benar, patung sejatinya adalah saksi bisu yang “banyak bicara”!

Sebagai contoh, kita mudah menemukan patung dengan sosok Panglima Besar Jenderal Sudirman karena Jenderal Sudirman merupakan panglima perang fenomenal yang sangat menentukan kemerdekaan RI.

(Baca juga:Begini Kisah Miris di Balik Patung Tugu Pancoran)

Panglima Besar Sudirman juga merupakan tokoh pejuang bagi generasi muda TNI yang petuahnya sangat penting bagi masa depan bangsa dan kemerdekaan Indonesia.

Ada salah satu petuah penting peninggalan Jenderal Sudirman yang harus selalu diingat melalui kenangan berupa batin atau dalam bentuk patung.

"Kemerdekaan satu negara, yang didirikan diatas timbunan runtuhan ribuan jiwa-harta-benda dari rakyat dan bangsanya, tidak akan dapat dilenyapkan oleh manusia siapapun juga."

Begitu bunyi petuah tersebut.

Jadi ketika siapa saja yang pernah melihat patung Panglima Besar Jenderal Sudirman yang salah satunya terpajang di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. dengan tinggi 12 meter dan terbuat dari perunggu seberat 4 ton dan ketika dibuat memerlukan anggaran Rp 3,5 milliar, ia tidak hanya melihatnya sebagai perunggu.

Lebih dari itu, kita mesti melihatnya sebagai "saksi bisu yang mampu berbicara banyak".

(Bac ajuga:Kuburan Robot Menjadi Saksi Bisu Kegagalan Penanganan Nuklir di Fukushima, Jepang)

Patung itu, secara implisit tentang siapa Panglima Besar Jenderal Sudirman, bagaimana sepak terjangnya dalam peperangan dan revolusi kemerdekaan RI, apa saja pesan-pesannya bagi generasi muda TNI dan generasi muda bangsa Indonesia, dan lain sebagainya.

Melihat suatu patung bahkan patung yang mencerminkan keelokan tubuh manusia atau bahkan patung yang bersosok sangar, seseorang memang dituntut kecerdesaanya untuk "mampu berdialog" dengannya.

Sebuah patung yang menggambarkan sosok Maha Patih Gajah Mada yang bisa ditemui di berbagai tempat, meskipun bertampang "tidak pas" alias wagu, patung bisu itu sebenarnya mampu berbicara banyak.

Ia berbicara tentang persatuan dan kesatuan bangsa yang harus dipertahankan dan diperjuangkan secara mati-matian.

Setiap orang yang melihat patungsebenarnya bisa berpikir negatif dan positif tergantung persepsinya terhadap patung bersangkutan.

(Baca juga:Bangga, Patung Jendral Soedirman Dapat Anda Temui di Kantor Kemhan Jepang)

Lepas dari itu, percayalah, patung yang tampak diam dan bisu sebenarnya "bisa berbicara banyak". Paling tidak bicara banyaklewat persepsi orang-orang yang melihatnya.

Bahkan ketika patung bersangkutan dihancurkan, ia sesungguhnya tetap bisa “berbicara banyak” dan tidak hanya diam saja.

Artikel Terkait