Selain banyak mengandung antibodei dan nutrisi penting, kolostrum rendah kandungan lemaknya, tinggi protein, karbohidrat, vitamin K, dan mudah dicerna. Dan ini mempersiapkan sistem sensitif bayi untuk konsumsi ASI selanjutnya.
Mitos: Payudara butuh istirahat untuk menghasilkan lebih banyak susu
Ibu menyusui selalu memproduksi susu. Semakin sering menyusui, maka akan semakin banyak susu yang dihasilkan.
Istirahat berkepanjangan dari menyusui justru bisa menurunkan suplai susu. Semakin cepat payudara kosong, maka semakin cepat bayi kenyang. Jika mereka kenyang untuk waktu yang lama, otak memberi pesan terlalu banyak diproduksi terlalu cepat dan tingkat produksi susu melambat.
(Baca juga: Dilema Ibu Menyusui di Bulan Puasa: Bolehkah Ikut Berpuasa? Bagaimana dengan Kualitas ASI?)
Mitos: Bayi mendapatkan semua makanan yang mereka butuhkan dalam beberapa menit pertama, usaha selanjutnya tidak diperlukan
Pada sesi awal pemberian ASI, bayi mengonsumsi foremilk yang berair dan berwarna kekuningan. Ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral, dan air.
Menjelang akhir makan, bayi mendapatkan hindmilk yang berwarna putih dan kaya akan lemak. Seorang bayi membutuhkan foremilk dan hindmilk untuk perkembangan dan makanan.
Daripada menebak berapa menit yang cukup bagi bayi untuk menyusui, lebih baik tawarkan sampai bayi merasa puas dan menariknya dari payudara.
Mitos: Bayi menyusui kurang tidur
ASI mudah dicerna, sementara formula tetap berada di sistem bayi lebih lama. Karena istirahat lebih lama dibanding bayi yang diberi susu formula, maka terjadi kesalahpahaman.
Menyusui tidak mempengaruhi tidur. Baik ASI dan susu formula diberikan pada bayi dengan usia yang sama dan tidur untuk jam yang sama. Meskipun tiap bayi berbeda kebutuhan akan makanannya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR