Intisari-Online.com -Media sosial sedang dihebohkan dengan perdebatan seputar etiskah menyusui di depan publik.
Hal ini bermula setelah putri terakhir Presiden Kirgizstan, Aliya Shagieva, mengunggah foto menyusui di media sosialnya.
“Saya akan memberinya makan, kapan pun dan di mana pun dia butuh makan,” tulis Aliya sebagai caption unggahan tersebut.
Aksi itu sontak mengundang banyak komentar dari pengguna media sosial lainnya. Sebagian besar, tentu saja, tak menyukainya.
(Baca juga:Hal Mengerikan yang Terjadi Saat Kita Mengunggah Foto yang Sama Berulangkali di Instagram!)
Tak hanya para pengguna media sosial, orangtuanya sendiri pun tampak tidak senang.
(Soal diskriminasi terhadap perempuan yang menyusui di depan umum, #mari baca di sini)
Inilah foto penuh kontroversi itu:
Lepas dari itu, dalam sebuah wawancara eksklusif dengan BBC belum lama ini, Aliya bilang bahwa perdebatan itu bukti masih adanya budaya hiperseksualitas terhadap tubuh perempuan.
“Saya diberi tubuh yang tidak vulgar. Ini fungsional, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikologi bayi saya, bukan untuk seksualitas,” kata dia.
Aliya adalah sosok yang aktif di media sosial. Di sana ia banyak mengunggah banyak hal, termasuk karya seni dan foto diri, suami, juga bayinya.
Termasuk foto ia menyusui si bayi.
“Ketika saya menyusui anak saya, saya merasa harus memberikan yang terbaik untuk dirinya sedapat mungkin,” katanya.
“Merawat bayi dan memenuhi kebutuhannya lebih penting bagi saya dibandingkan apa yang orang katakan mengenai saya.”
(Baca juga:Menyusui Kurangi Risiko Hipertensi)
Lebih dekat mengenal Aliya Shagieva
Sekarang #mari baca kisah Aliya Shagieva
Aliya tinggal di sebuah flat di distrik bergengsi di Bishkek bersama dengan suami dan anaknya.
Dalam konteks masyarakat tradisional Muslim pasca-Soviet, Aliya dikenal sebagai perempuan “berani” dan berbeda.
Ia juga sosok yang sangat terbuka, termasuk membagikan pengalamannya masa kecil yang kesepian karena orangtuanya yang terlalu sibuk.
Ia menyinggung perihal kesenjangan antar-generasi. Ia juga menyinggung soal bagaimana ia berkompromi dengan cara pandang orangtuanya, lebih-lebih soal aktivitasnya di media sosial.
(Baca juga:Duh! Kebanyakan Pelajar Tidak Mengenali Berita Palsu di Media Sosial)
Selain aktif di media sosial, Aliya juga kerap melakukan kerja-kerja advokasi yang berkaitan dengan anak-anak penyandang down syndrome dan hak binatang.
Secara garis besar, Aliya adalah sosok perempuan Kirgizstan yang berbeda dari perempuan-perempuan Kirgizstan lainnya yang masih sangat konservatif.
Saat Aliya mengunggah foto-menyusuinya, sejumlah pengguna media sosial protes. Mereka berpikir tak semestinya mengunggah sebuah foto momen yang intim; sementara yang lainnya mencelanya karena tidak sopan.
Tak hanya di dalam negeri, foto itu juga ramai diperbincangkan di luar Kirgizstan.
Dan dari luar negeri inilah aksinya mendapatkan simpati.
Picu perdebatan
Ketika BBC dalam berbagai bahasa menyiarkan wawancara dengan Aliya Shagieva, hal itu pun memicu perbincangan online.
Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan budaya dan praktik menyusui di negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.
Perempuan dari Iran membagikan pengalaman mereka mengenai tekanan yang mereka rasakan ketika menyusui di ruang publik.
“Orang-orang menatap saya dari dekat, saya harus menutupi diri saya dan bayi atau membiarkannya lapar,” kata seorang ibu di Teheran.
Perempuan lainnya memuji dibangunnya ruang ibu dan anak di Stasiun Metro Teheran.
Seorang perempuan dari Kabul, Afghanistan, Zarifa Ghafari, membagikan kisah dari keluarga besarnya, yang mengatakan ibu-ibu harus pergi ke ruangan tersendiri untuk menyusui.
"Dia tidak dapat melakukannya di depan yang lain. Jika dia melakukannya dia akan menghadapi reaksi keras dari anggota keluarga yang lebih tua."
"Ini merupakan sebuah isu yang besar, tetapi secara perlahan ada perubahan budaya."
Perempuan Afghan lain, Nageen bercerita tentang pengalamannya belanja bersama dengan ipar perempuannya.
Yuk #mari baca pernyataan Nageen:
"Kami terpaksa harus membeli sejumlah hadiah jadi dia dapat menyusui bayinya di sebuah toko. Dia duduk di sana dan menutupi dirinya dengan sebuah selendang yang besar."Seorang pengguna Facebook di Turki mengatakan, dia sendiri memilih untuk menutupi payudaranya ketika menyusui bayinya.
"Saya tidak melakukannya di depan orang. Saya menggunakan penutup. Banyak orang yang masih terangsang dengan payudara," kata dia.
Victoria Tahmasebi, seorang perempuan dan ahli studi gender di Universitas Toronto menulis kicauan di Twitter.
(Baca juga:Wow, Bocah Ini Sudah Jadi Pakar Microsoft Saat Usianya Masih 5 Tahun!)
"Dari sudut pandang kapitalis payudara perempuan dapat menghasilkan keuntungan sepanjang mereka diseksualisasi."
"Menyusui di depan publik membuat payudara perempuan kurang seksi, karena itu tidak dapat diterima," tulis Tahmasebi.
Pada akhirnya, foto itu dicabut oleh Aliya—sepertinya mendapat desakan dari orangtuanya yang khawatir terhadap sorotan membahayakan kepada keluarga Aliya.
(Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Foto Anak Presiden Menyusui Picu Debat soal Seksualitas")