Pasukan tank ini selanjutnya akan bergabung dengan pasukan tank Waffen- SS, yakni 1.SS Panzer Division Leibstandarte Adolf Hitler dan 12.SS Panzer Division Hitlerjugend.
Pasukan gabungan ini ditugaskan menyerbu sasaran di wilayah paling utara dan masih dekat dengan kota terluar Jerman, Monschau. Dari kota ini pasukan tank Waffen SS selanjutnya akan menguasi kota Antwerp.
Jika kota Antwerp berhasil dikuasai pasukan Sekutu yang terdesak tak memiliki pilihan lain kecuali mundur dari Perancis dan selanjutnya melarikan diri ke Inggris. Itu berarti peristiwa Dunkrik yang sangat vatal akan terulang lagi.
Selain mengerahkan sekitar 30 divisi pasukan tempur yang manuver penggelarannya menuju Ardennes sangat dirahasiakan, Nazi Jerman juga mengirim pasukan komando yang dipimpin oleh Letkol Otto Skorzeny.
(Baca juga: Jika Diperhatikan, Propaganda Korea Utara dan Kim Jong-un untuk Ciptakan Ketakutan Mirip yang Dilakukan Hitler)
Setelah semua persiapan dirampungkan dan pergerakan pasukan Nazi Jerman ke front Ardennes ternyata sama sekali tak diketahui oleh pihak Sekutu, gempuran blitzkrieg pun dilancarkan.
Nazi Jerman melancarkan Ardennes Offensive pada tanggal 16 Desember 1944 pukul 05.30.
Serangan besar-besaran itu dibuka dengan gempuran meriam artileri disusul serbuan tank dari Sixth SS Panzer Army.
Tiga jam kemudian semua kekuatan Nazi Jerman menyerbu serentak dan segera membuat empat divisi pasukan Sekutu yang bertahan ((US 99th, US 106th Golden Lion Division, US 2nd Infantry Division, US 28th Infantry Division) kocar-kacir.
Pasukan Nazi Jerman yang masih memiliki semangat tempur tinggi, khususnya pasukan panser Waffen SS dengan cepat menguasai sejumlah wilayah di Ardennes.
Pasukan Sekutu sebenarnya bisa menghambat kemajuan pasukan Jerman itu lewat serangan udara. Tapi karena cuaca masih buruk, pesawat-pesawat tempur Sekutu belum bisa diterbangkan.
Dalam sehari pertama pertempuran pasukan Nazi Jerman di semua front memperoleh kemajuan pesat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR