India Banjir Bandang Parah, Setidaknya 28 Orang Tewas dan Ratusan Ribu Lainnya Kehilangan Tempat Tinggal

Moh Habib Asyhad

Editor

Banjir bandang di India
Banjir bandang di India

Intisari-Online.com -Banjir bandang telah melumpuhkan bagian timur laut India. Setidaknya 28 orang meninggal dan ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal akibat banjir ini.

Dari foto-foto yang beredar luas, tampak anak-anak berusaha menghindari banjir dengan menggunakan rakit darurat di Assam, sementara sebuah helikopter bantuan membawa persediaan vital hilang di Arunachal Pradesh.

(Baca juga:Banjir Bandang Garut: Penyakit Fisik dan Psikis yang Wajib Diwaspadai)

Seperti disinggung di awal, banjir dan tanah longsor telah menewaskan setidaknya 28 orang sejak pertengahan Juni lalu.

500 ribu orang lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka di sekitar 800 desa di sekitar 27 distrik di Assam. Mereka kini pun harus kehilangan tempat tinggal.

Sementara itu, sekitar 20 ribu orang terpaksa berlindung di tenda-tenda darurat yang dikelola oleh pemerintah negara bagian.

(Foto: Metro.co.uk)
Pada Selasa (4/7) kemarin, pihak berwenang mengatakan telah mengevakuasi 400 siswa setelah gedung sekolah mereka diterjang banjir di distrik Nalbari bagian barat, 55 mil sebelah barat ibukota negara bagian, Gauhati.

Di negara bagian tetangga, Arunachal Pradesh, beberapa jalan kabupaten telah putus akibat hujan super lebat.

Ada sebuah helikopter angkatan udara India yang mencoba mengirimkan bantuan ke wilayah-wilayah terpencil di negara bagian itu. Tapi nahas, menurut laporan kementerian dalam negeri India Kiren Rijiju, helikopter itu hilang akibat cuaca buruk.

(Foto: Metro.co.uk)
Rijiju sendiri selamat dari cuaca buruk setelah helikopter yang ia tumpangi mendarat darurat di Itunagar, ibukota Arunachal Pradesh.

Pramila Rani Brahma, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Assam, menggambarkan situasi banjir ini sebagai sebuah kuburan. Ia juga menambahkan bahwa hujan lebat yang turun selama tiga minggu itu mengancam Taman Nasional Kaziranga.

(Baca juga:Hebat, Walau Sudah Berusia 102 Tahun, Dokter Asal India Tetap Buka Praktek 10 Jam Setiap Hari)

Taman nasional ini adalah habitat badak bercula terbesar di dunia, dan merupakan rumah bagi banyak spesies hewan langka lainnya.

Belum lama ini penjaga hutan mengaku telah menemukan bangkai badak yang mati dalam banjir, dan Brahma mengatakan bahwa ada beberapa kendaraan yang menjatuhkan beberapa rusa di jalan rasa sepanjang akhir pekan ini.

Artikel Terkait