Bencana itu sukses membuat sebagian besar penduduk desa menjadi tunawisma dan memaksa beralih ke alkohol untuk memendam kepedihan mereka.
Dan dalam kondisi seperti ini, perdagangan ginjal semakin giat. Meski ilegal, diperkirakan ada 10 ribu operasi gelap dengan 7.000 ginjal dijual tiap tahun.
Tidak semua pedagang ginjal bersikap baik menunggu persetujuan penduduk untuk menjual ginjalnya.
Kadang-kadang korban diculik dan dipaksa untuk menjalani operasi. Atau, mereka dipaksa untuk percaya bahwa mereka sedang membutuhkan jenis operasi lain, dan ginjal akan dipotong tanpa sepengetahuan mereka.
Beberapa korban bahkan dibunuh untuk dua ginjal mereka.
(Baca juga: Mengharukan, Dua Bocah Ini Membuat Video Agar Bisa Menemukan Pendonor Ginjal Untuk Ibunya)
Sekitar dua tahun yang lalu, TIME menulis cerita tentang Kenam Tamang yang ditipu oleh menantunya sendiri.
Dia menjanjikan Tamang pekerjaan yang lebih baik di Chenai, India, tapi begitu mereka sampai di sana, ternyata itu adalah tipuan semata.
“Saya diantar ke rumah sakit, di mana saya diberi tahu bahwa mereka akan mengambil ginjal saya,” ujar Tamang.
“Dia bilang saya akan mendapatkan jumlah yang baik untuk ginjal saya, dan tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan saya. Dia bahkan bilang bahwa ginjal saya akan tumbuh lagi.”
Cerita mirip juga dialami oleh Bahadur Damai. Dia juga melakukan perjalanan ke India untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Alih-alih pekerjaan, Damai dipaksa menenggak minuman hingga mabuk.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR