Seorang pelopor alergi
Pada tahun 1953, di Rumah Sakit St. Mary di London, Dr. Frankland mempopulerkan jumlah serbuk sari untuk melihat pemicu alergi.
Sekarang, cara tersebut digunakan di seluruh dunia untuk membantu dokter dan pasien memahami pemicu alergi.
Menariknya, pada awalnya cara ini dia lakukan pada dirinya sendiri. Ya, dia melakukan tes pada dirinya sendiri untuk membuat penemuannya.
Akibatnya, Dr. Frankland jadi sangat alergi pada serangga.
“Hingga sekarang saya alergi pada serangga dan membuat saya tidak pernah ikut eksperimen semacam itu.”
Hanya saja, Dr. Frankland tetap bertekad untuk mengetahui cara seseorang alergi terhadap nyamuk, kutu, atau serangga lain.
Institusinya fokus pada demam, dan penelitiannya segera menghubungkan gejala demam hay dengan
Menjaga pikiran tetap kuat
Kita semua tahu, semakin bertambahnya usia, maka beberapa perkembangan tubuh kita semakin melambat.
Contih, kita semakin mudah capek atau semakin mudah lupa.
Nah, melihat hal tersebut, Dr. Frankland mencoba memberikan saran untuk menjaga kemampuan berpikir kita.
"Ketika kamu menjadi tua, ada beberapa hal yang tidak bisa kamu lakukan," kata Dr. Frankland dari kursinya.
"Saya terlalu tua untuk berlari dan berjalan. Tapi saya tidak mau otak saya seperti itu.”
“Oleh karenanya, saya membaca banyak jurnal ilmiah dan buku-buku yang datang kepada saya setiap bulan, dan beberapa British Medical Journal selama seminggu sekali.”
Hebat bukan Dr. Frankland?
Mau mencoba sarannya?
Baca Juga : Sebelum Meninggal, Pretty Asmara Punya Keinginan Sederhana, Makan Ikan Bakar dan Dibelikan Pampers
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
KOMENTAR