Intisari-Online.com -Ketika Zowiie Williams menemukan anaknya, Callum (6), menyakiti teman perempuannya, Billy-Rea, ia sangat tidak senang.
(Baca juga:Nenek 70 Tahun Ini Sudah 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Hasilnya Sungguh Luar Biasa)
“Temannya itu sedang bermain angsa-itik-bebek dengan teman perempuannya yang lain. Mereka tidak ingin Callum bermain seperti yang mereka lakukan,” ujar Zowiie kepada Metro.co.uk.
Merasa kesal, Callum menghardik teman perempuannya itu. lebih dari itu, Callum bilang bahwa pertemanan mereka putus sampai di situ.
Sesampainya di rumah, Callum bilang ke ibunya dan merasa menyesal dengan perkataannya yang kasar itu. Ia bilang apa yang terlah terjadi dengannya di sekolah. Tak lama beselang, Zowiie menelepon ibu Billy-Rea.
Dari ibunya, Zowiie tahu bahwa Billy-Rea meninggalkan sekolah dengan perasaan amat dongkol waktu itu. Dan Zowiie sangat kecewa karena tahu itu semua karena ulah anaknya, Callum.
Meski demikian, ia juga senang dengan kejujuran putranya yang masih polos itu.
Dan yang lebih menggembirakan lagi, Callum juga minta saran kepada ibunya apa yang mesi ia lakukan untuk membantu mengembalikan suasana hati Billy-Rea.
Zowiie menyarankan agar Callum membelikan Billy-Rea beberapa bunga, seperti yang dilakukan ayah tirinya, Ricky, kepadanya setiap lelaki itu mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati.
“Callum memutuskan bahwa kami akan memberikan beberapa bunga untuk gadis itu,” tambah Zowiie.
“Saya menjelaskan kepadanya bahwa ia pasti tidak bermaksud jahat dan bahwa ia seharusnya tidak mengatakan sesuatu yang membuatnya marah […] ia juga ingin meminta maaf.”
(Baca juga:Prestasi Terbesar Hayden Bukan pada Piala Dimenangkan, Tapi Rasa Hormat Dari Rekan-Rekan Pebalapnya)
Zowiie juga menjelaskan kepada putranya itu bahwa meminta maaf tidak akan secara otomatis memperbaiki masalah. Tapi yang membuat bahagia Zowiie adalah bahwa putranya itu benar-benar ingin minta maaf.
Pagi hari setelah pertengkaran itu, sebelum berangkat sekolah, Callum pergi ke toko untuk membeli beberapa bunga. Saat berjalan di gerbang sekolah Callum tersenyum dan tampak bahagia.
Zowiie datang ke sekolah lima menit lebih terlambat—tapi menurutnya itu waktu yang tepat bagi Callum menunjukkan reaksinya.
“Pikiran saya adalah, bahwa jika semua teman-temannya melihat Callum berbuat jahat kepadanya, maka mereka semua juga harus melihatnya berusaha meminta maaf!” kata Zowiie.
Callum memasuki kelas dengan kepala terangkat tinggi, dan menurut Zowiie, membuat gurunya tampak kebingungan.
“Billy-Rea ini untukmu dan saya benar-benar minta maaf atas perbuatan saya kemarin,” ujar Zowiie menirukan putranya.
(Baca juga:Orangtua, Saat Kita Bersalah Pada Anak Segeralah Minta Maaf , Jangan Sampai Anak-anak Salah Tanggap)
Hebatnya, Billy-Rea ternyata seorang pemaaf—dan Callum tidak jadi kehilangan seorang teman di sekolah.
Callum bilang apakah ia bisa menjadi temannya lagi, Billy-Rea mengiyakannya. Mereka berdua pun berpelukan erat.
“Mereka hanya anak-anak 6 tahun, tapi keduanya sudah tidak terpisahkan sejak hari pertama sekolah,” tambah Zowiie.
“Setiap orangtua punya metode yang berbeda, saya tidak mengharapkan orangtua lain mengikuti cara saya.”