Intisari-Online.com - Pada 25 Mei 1945, pasukan Sekutu yang sedang bertempur untuk menaklukkan Jepang ternyata menghadapi serangan pilot-pilot kamikaze yang sulit dilawan.
Serangan para pilot kamikaze dengan cara menabrakkan diri ke kapal-kapal perang Sekutu itu telah menghancurkan destroyer Braine dan menewaskan awaknya sebanyak 66 orang.
(Baca juga: Bukan Hiroshima, Inilah Kota yang Jadi Target Pertama Bom Atom Amerika Serikat pada Perang Dunia II)
Sementara kapal perang yang menyusul jadi korban antara lain DMS Forrest, APD rednour, LCS 119, dan destroyer Drexter yang semuanya dihantam saat dini hari.
Destroyer Drextler bahkan kehilangan awak lebih dari separuh awaknya, sebanyak 158 orang termasuk para perwira tewas dan 50 orang lainnya hilang dan terluka.
Serangan kamikaze yang dilancarkan oleh unit Kikusui 8 itu menyerang hingga tanggal 18/29 Mei dan menjadi kekuatan terbesar terakhir kamikaze Jepang yang dikerahkan hingga PD II usai.
Tapi meskipun jumlah Kamikaze Jepang terus menyusut, AU Jepang masih membentuk unit Kamikaze Kikususi 9 dan 10.
Serangan unit Kikusui 10 yang dilancarkan pada 22 Juni 1945 menjadi gempuran terakhir dan melibatkan 40 kamikaze.
Sebanyak 29 kamikaze berhasil ditembak jatuh Sekutu dan sejumlah kamikaze lainnya berhasil menghantam sasaran.
Kapal perang yang menjadi korban adalah LSM 213 dan LST 534.
Setelah serangan kamikaze yang dilancarkan oleh unit Kikusui 10, pada hari berikutnya praktis tidak ada serangan baru.
Serangan kamikaze dalam jumlah sangat kecil yang dilakukan satu dua pesawat memang masih terjadi hingga akhir bulan Juli.
(Baca juga: 10 Orang Paling Beruntung dalam Sejarah Manusia: Dua Kali Selamat dari Serangan Bom Atom)
Tapi kendati hanya dilaksanakan oleh sejumlah pesawat korban yang jatuh tetap besar.
Satu serangan kamikaze yang menimbulkan kerugian besar adalah ketika kapal perang Inggris HMS Ameer dan penyapu ranjau Vestal dihantam kamikaze pada tanggal 29 Juli.
Pada hari yang sama kapal perang AS, destroyer Pritchet dan Calaghan juga hancur dihantam kamikaze.
Pada 30 Juli serangan kamikaze yang dilaksanakan malam hari bahkan berhasil menghantam destroyer Cassin Young dan APD Horace A Bass yang sedang berlayar di sebelah tenggara Okinawa.
Yang pasti akibat serangan Kamikaze Jepang, Sekutu telah mengalami kerugian besar dan membuat Presiden AS waktu itu, Harry S Truman sangat marah.
Apalagi semangat tempur pasukan AS juga turut merosot.
Selama militer Jepang melancarkan serangan kamikaze dengan mengerahkan sekitar 2.550 unit pesawat tempur , sedikitnya 71 kapal perang Sekutu tenggelam dan 6.600 pelaut tewas.
Presiden Truman sempat memperhitungkan jika untuk menguasai Jepang harus melalui operasi militer korban yang jatuh di pihak pasukan AS dan sekutunya pasti akan lebih besar lagi.
Untuk mencegah kerugian lebih besar baik alat perang maupun korban jiwa akibat kamikaze, Truman akhirnya memutuskan untuk menjatuhkan bom atom di Hisoshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Menurut Truman, bom maut itu menjadi satu-satunya cara mengalahkan Jepang secara kilat karena akibat serangan kamikaze, secara psikologis militer AS seperti sudah dikalahkan.
Hancurnya Hiroshima dan Nagasaki akibat ledakan bom atom yang bisa dilihat langsung oleh pasukan Sekutu yang bertempur di Okonawa akhirnya membuat Jepang menyerah tanpa syarat dan PD II pun otomatis berakhir.