Intisari-Online.com – Tiba-tiba tubuh itu naik, dan melayang-layang di udara. Hampir-hampir kepalanya menyundul langit-langit ruangan.
Ternyata selain tukang sulap dengan teknik ilusinya, ada manusia yang bisa melakukannya tanpa bantuan alat apa pun, seperti mengingkari kodrat dan hukum alam.
Suatu tontonan yang biasa dalam pertunjukan sulap, seorang wanita terbaring di ujung dua mata pedang yang runcing. Dengan gerakan lembut, pesulap menggerakkan tangannya ke atas.
(Baca juga: Misteri Tubuh Melayang Tanpa Penopang yang Keajaibannya Hilang Hanya dengan Air Dingin)
Tubuh yang diam terbujur itu pun terangkat naik sampai ketinggian tertentu sebelum diturunkan kembali.
Dengan kemajuan teknologi kejadian itu bukan lagi barang yang muskil di zaman sekarang. Ada peralatan
sulap yang mampu menopang wanita itu, tanpa penonton bisa mengetahui bentuk dan letak alat itu. Atau istilah yang sering digunakan para ilusionis: membuat penonton mengalami halusinasi massa.
Lalu bagaimana kalau gerakan itu bukan cuma naik-turun, bahkan di ruang terang benderang tetapi melayang di udara dan bergerak menyeberangi dua jendela?
Tubuhnya bergetar hebat
Pada tanggal 16 Desember 1868 tiga pemuka masyarakat London menjadi saksi mata suatu kejadian aneh dan tak masuk akal yang masih menimbulkan pertanyaan hingga sekarang.
Di Ashley House, Viscount Adare, Master of Lindsay, dan Kapten Wymme melihat sendir Daniel Dunglas Home melayang di udara.
Seperti terbang Home keluar dari jendela kamar di sebelah ruangan tempat duduk mereka. Dengan cara yang sama, ia memasuki kamar itu lagi.
Lahir di Skotlandia, Home yang bertubuh kecil ini dan dibesarkan di Amerika ini seorang medium.
(Baca juga: Mengintip Misteri Petir yang Menyambar Manusia Lewat Telepon)
Kariernya sebagai medium dimulai saat berumur 13 tahun, tapi kemampuannya untuk melayang atau menerbangkan benda-benda didapatnya setelah berusia 19 tahun.
Namanya pun semakin berkibar setelah peristiwa mencengangkan di Ashley House itu.
Ward Chenney, seorang pedagang sutera, mengadakan ritus di rumahnya di Connecticut bulan Agustus 1852.
Saat itu Home diundang untuk membuktikan kemampuan spiritualnya - misalnya memutar meja, membuat terompet melayang, dan menimbulkan sinar-sinar aneh.
Di tengah-tengah pertunjukannya terjadi sesuatu yang mengagetkan seisi ruangan itu, termasuk Home sendiri.
Tiba-tiba Home naik dan melayang-layang di udara, hampir-hampir kepalanya menyundul langit-langit.
Di antara para pengunjung terdapat seorang penulis, F.L. Burr, dari Hartford Times. la sungguh terkesan dengan peristiwa yang terjadi tiba-tiba ini: “... Tiba-tiba Home melayang ke udara. Saat kakinya sudah berada 30 cm di atas lantai, saya berhasil memegang satu tangan dan kakinya.
“Saya merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat, karena gembira sekaligus ngeri. Saking gugupnya ia tak mampu mengucapkan kata-katanya dengan jelas.
“Setelah naik-turun dua kali, ketiga kalinya ia melayang sampai kaki dan tangannya dapat menyentuh langit-langit.”
Bantuan roh halus
Ternyata semua yang dialaminya di Connecticut, merupakan awal munculnya sensasi yang selalu mengikutinya.
Beberapa orang telah merasakan dan melihat sendiri peristiwa-peristiwa aneh yang menyertai Home.
Misalnya, angin berembus kencang di sebuah ruangan yang tertutup rapat, ratusan kuntum bunga luruh dari langit-langit, pintu yang terus-menerus membuka-tutup, bola api yang berputar-putar menjelajahi ruangan, dan yang dinantikan banyak orang - Home melayang di udara.
Namun yang paling terkenal memang peristiwa di Ashley House tadi.
“Aku duduk bersama dengan Home, Lord Adare, dan Kapten Wymme. Home yang dalam keadaan kerasukan keluar dari jendela kamar sebelah lalu masuk ke ruangan lewat jendela.
“Mula-mula kami mendengar jendela sebelah dibuka. Sesaat kemudian ia sudah ada di luar jendela ruangan kami.
“Di bawah sinar bulan kami melihatnya berada 15 cm di atas ambang jendela dan diam terpaku selama beberapa detik.
“Baru setelah itu ia mengangkat jendela lalu melayang masuk ke ruangan kami dengan kaki dulu dan kembali duduk di kursinya.
“Jarak antara kedua jendela itu sekitar 2,3 m dan tidak ada sedikit bagian pun yang menghubungkan keduanya.
“Lebar ambang jendela pun tak lebih. dari 30 cm, seperti yang biasa ada di tiap rumah untuk meletakkan pot bunga," Master of Lindsay mengungkapkan pengalamannya tentang peristiwa yang menggemparkan itu.
Bertentangan dengan tuduhan sementara orang, bahwa ia menggunakan hipnotis dan memanfaatkan halusinasi massa, Home justru tak pernah meminta penontonnya agar bergandengan tangan dan berkonsentrasi atau memadamkan lampu untuk menciptakan suasana "magis".
Malah ia selalu mempersilakan penonton untuk mengobrol sewajarnya. Ia pun lebih suka keadaan terang benderang daripada remang-remang.
Meskipun di masa tuanya Home bisa melayang atas kemauannya sendiri, ada kalanya ia melayang secara tak disengaja.
Misalnya ia nampak betul-betul terkejut ketika suatu kali tuan rumah memberi tahu bahwa ia sedang melayang di atas bantalan kursinya.
Home sendiri menggambarkan pengalaman melayangnya begini, "Aku tak merasa ada yang menyangga, dan sejak pertama kali melakukannya aku tidak pernah merasa takut; meskipun kalau sampai jatuh dari langit-langit ruangan tempat aku melayang-layang itu, aku pasti akan cedera berat. Biasanya, aku melayang tegak lurus; tanganku sering kali menjadi kaku; dan terjulur ke atas seakan sedang menjangkau sesuatu yang tak kelihatan."
Memang sampai akhir hidupnya Home bersiteguh, semua yang dilakukannya melulu atas bantuan roh-roh halus.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Desember 1993)