Namun mata Plunkett masih mampu menembus tenda tipis, dan beginilah kesaksiannya, "Selama sekitar 1 menit ia tampak berayun-ayun lalu, masih dalam posisi horizontal, badannya mulai turun dengan perlahan.
“Untuk turun dan ketinggian 1 m sampai ke tanah diperlukan lima menit. Segera setelah Subbayah ada di atas tanah, pembantunya menjunjungnya ke tempat kami dan meminta kami untuk menekuk tubuhnya.
“Meskipun dibantu beberapa orang lainnya, kami tak sanggup melakukannya. Tubuhnya kaku!"
Subbayah baru mendapatkan kesadarannya kembali setelah selama 5 menit tubuhnya diusap dan disiram air dingin.
Perlu latihan mental
Ada kelompok yang berpendapat kemampuan melayang itu bisa dipelajari. Satu di antaranya adalah mereka yang mengikuti pelajaran di Meditasi Transendental (TM) di Swis.
"Kami hanya perlu melakukan latihan fisik dan mental secara disiplin dan benar, maka kami akan mampu menolak gravitasi," ujar mereka yakin.
Pengalaman yang mereka dapatkan selama melakukan latihan pun sama dengan apa yang dilakukan Subbayah.
"Sebelum melayang tubuh kami bergoyang perlahan, makin lama makin kencang, lalu tubuh naik perlahan-lahan. Kami harus dalam posisi bunga teratai - kalau tidak kami bisa cedera saat turun karena ada bagian tubuh yang 'nongol' ke bawah.
“Saat pertama kali mencoba, 'pendaratan' kami memang jauh dari mulus. Itulah sebabnya kami duduk dengan beralaskan kasur busa, untuk menghindari luka berat.
“Kita baru akan merasakan enaknya bisa melayang, kalau sudah bisa mengendalikannya dengan baik."
Alexandra David-Neel, seorang wanita perantau yang menghabiskan waktu 14 tahun menjelajahi Tibet mengatakan pernah melihat seorang pria telanjang yang tubuhnya dibebani pemberat dari besi.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR