Tahap katabolik adalah fase di mana banyak jaringan tubuh akhirnya mengalami kerusakan akibat proses penguraian.
Sebagian besar olahraga kardio (khususnya lari) membuat tubuh melakukan gerakan yang sama berulang kali dalam durasi tertentu.
Ini meningkatkan risiko jaringan otot dan tendon (perekat) pada bagian anggota gerak tubuh tersebut mengalami sobekan-sobekan super kecil yang pada akhirnya berimbas pada kerusakan serat otot. Bayangkan sehelai kain tipis yang mulai terkoyak dan terburai jika kita menguceknya terus-terusan.
Jika gerakan berulang tersebut tetap dilakukan selama jaringan tubuh belum benar-benar pulih, yang terjadi justru sistem imun akan memulai proses peradangan berlebihan sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan lebih lanjut dan meluas.
Baca Juga : Bagi Lansia, Berapa Lama Idealnya Berolahraga Setiap Harinya?
Kardio terlalu sering tidak baik untuk jantung
Olahraga kardio merupakan aktivitas fisik yang baik untuk melatik kebugaran jantung. Namun kenyataannya, terlalu sering aerobik malah akan berbalik membahayakan kesehatan jantung.
Prinsipnya sama seperti di atas. Jantung pada dasarnya terdiri dari otot dan serat-serat halus yang terus bekerja tanpa henti untuk memompa darah segar ke seluruh tubuh.
Ketika kita terus berlari atau berenang tanpa kenal istirahat, artinya jantung akan terus-terusan bekerja ekstra keras untuk memompa lebih kencang.
Lambat laun, serat-serat otot jantung akan terurai dan mengalami sobekan mikroskopik seperti halnya pada otot kaki yang dipakai lari berlebihan.
Sobekan-sobekan ini pada akhirnya justru akan melemahkan kerja jantung.
Sobekan otot jantung karena olahraga terlalu intens juga memiliki dampak jangka panjang. Salah satunya penurunan ketahanan tubuh dalam beraktivitas.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR