Advertorial
Intisari-Online.com – Kabar duka datang dari Eko Patrio, komedian sekaligus politikus.
Dilansir dari Kompas.com pada Selasa (30/10/2018) sore, ibunda Eko, Jamini binti Sumopardi, meninggal dunia.
Kepada awak media, Eko menuturkan bahwa ibunya meninggal karena serangan jantung.
Ditemui di kawasan Perumahan Jatinegara Baru, Jakarta Timur, Eko menjelaskan sakit ibunya tidak terlalu parah.
Namun sakit tersebut sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Pada Rabu (31/10/2018), jenazah ibunda Eko dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Penggilingan Rawamangun, Jakarta Timur.
Tiba pukul 12.50 WIB, keluarga Eko dan para pelayat langsung mengantar jenazah ke liang lahat.
Seperti yang kita tahu bahwa serangan jantung merupakan salah satu jenis penyakit yang memberikan angka kematian yang cukup tinggi.
Nah, bila Anda tidak ingin terserang penyakit jantung yang satu ini, maka merokok adalah hal yang harus Anda hindari.
Jika Anda tidak merokok, maka hindari berdekatan dengan orang yang merokok. Anda bisa menggunakan masker selama bepergian.
Baca Juga : Ibu Eko Patrio Meninggal Karena Serangan Jantung: Ternyata Serangan Jantung Banyak Diderita Anak Muda Lho
“Dalam beberapa tahun terakhir, rokok menjadi faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular, terutama pada laki-laki,” ungkap Siska Suridanda Danny, SpJP (K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dan Yayasan Jantung Indonesia pada Workshop Visualisasi Data, seperti dilansir dair kompas.com Kamis (26/7/2018), di Jakarta Barat.
Sebuah jurnal yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information (ncbi.nlm.nih.gov) pada 2016 menunjukkan, bahwa perokok laki-laki memiliki faktor risiko mencapai 64,9% terkena penyakit kardiovaskular.
Sementara perokok wanita hanya memiliki 2,1%.
Berikut infografis tentang penyakit jantung dan stroke yang dibuat oleh Alek Kurniawan (Kompas.com), Maria Megawati (Rumah Sakit Medistra) dan Mochamad Ade Maulidin (Majalah Indonesian Hospital).
Selain rokok, ada banyak penyebab lain serangan jantung. Seperti makanan berkolesterol tinggi.
“Data jurnal tersebut menunjukkan bahwa wanita yang mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi, 39,6% di antaranya bisa terkena penyakit jantung. Sementara untuk laki-laki mencapai 30%,” jelas Dokter Siska lagi.
Selain keduanya, ternyata orang yang memiliki berat badan di atas normal juga memiliki risiko terkena serangan jantung daripada mereka yang memiliki berat badan normal.
“Persentasenya mencapai 19,6% bagi laki-laki dan 32,9% wanita yang memiliki berat badan lebih dalam risiko terkena penyakit jantung.”
Pertolongan pertama saat terjadi serangan jantung
Bagaimana pertolongan pertama pada orang yang terkena serangan jantung?
Serangan jantung adalah tipe penyakit yang bisa terjadi tiba-tiba.
Jadi, jika ada seseorang di samping kita mendapat serangan jantung, begini pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan.
“Serangan jantung tersebut seperti dada kita ditekan benda berat,” kata Vito Damay, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Heart Center Siloam Hospital Lippo Village, di Jakarta, seperi dilansir dari kompas.com pada Jumat (3/8/2018).
Pertama, orang yang terkena serangan jantung harus diberi ruang untuk bernafas. Salah satu caranya bisa dengan membuka bajunya agar dia bisa bernafas senyaman mungkin.
Tolong minta orang lain di sekitarnya agar tidak mengerumuni pasien.
"Jangan dikerubungi, jangan dipakai selfie atau direkam. Telpon ambulans atau langsung bawa ke rumah sakit," tutur Vito.
Jika orang yang terkena serangan jantung tersebut memiliki obat yang dibekali dokter, maka obat tersebut bisa diberikan.
Biasanya, kata Vito, adalah obat bawah lidah yang berfungsi untuk meredakan gejala serangan jantung.
Namun, obat tersebut tidak membuat kita menunda untuk membawanya ke rumah sakit melainkan hanya bisa diberikan ketika dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Itu untuk meredakan gejala saja tapi tidak menyelamatkan nyawa dia, atau menghancurkan pembekuan darah," tutup Vito.