Namun karena ketulusan niat Supriyanto, uang tersebut ditolak secara halus oleh semua petugas.
Seperti dikutip dari Tribunnews.com, kejadian ini berawalnya pada Kamis (18/5/2017) silam.
Ketika itu, Supriyanto selesai menaikkan barang bawaan penumpang kereta api Agro Wilis jurusan Bandung, di Stasiun Kroya Cilacap, Jawa Tengah.
Ia bersama puluhan porter lain biasa menawarkan jasa angkut barang kepada penumpang kereta di stasiun.
Seluruh barang telah naik. Semua penumpang sudah mengambil tempat duduk. Kereta api pun berangkat.
Supriyanto pun mencari tempat rehat di bangku kafe stasiun, sambil menunggu kereta berikutnya datang.
Tak diduga, di dekatnya duduk, ada sebuah tas bewarna putih tergeletak di bangku kafe. Pengunjung kafe di bangku itu telah pergi. Hanya ada bekas minuman kopi di meja.
Supriyanto terdiam sesaat dan terus memandang tas itu. Ia tidak tergoda untuk menyembunyikan tas tersebut, meski kesempatan itu ada. Dan dia sebenarnya sedang butuh uang.
Supriyanto segera menanyakan kepada pengelola kafe, siapa pemilik tas itu. Namun pengelola kafe juga juga tidak mengetahui pemiliknya.
"Tapi dia bilang, penghuni bangku itu sebelumnya dua orang, pria dan wanita," kata Supriyanto, Jumat (19/5/2017).
Dia pun mengamankan barang itu agar dapat kembali ke pemiliknya. Ia tak berani membuka tas itu untuk sekadar mengetahui isinya.
Ia melaporkannya ke aparat keamanan dan Kepala Stasiun Besar Kroya terkait temuannya. Otoritas stasiun lantas memeriksa isi tas tersebut.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR