Intisari-Online.com – Meski tidak serupa dengan hewan, namun tanaman pun memiliki serangkaian sel yang bertindak sebagai pusat komando, yang mirip dengan fungsi otak.
Itulah yang ditemukan dari penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Birmingham.
Ditemukan di dalam embrio tanaman, sel-sel ini ternyata berfungsi dalam membuat keputusan penting dalam kaitannya dengan siklus hidup tanaman.
Yang paling penting, mereka memicu perkecambahan, sesuatu yang perlu diatur dengan tepat agar tidak muncul terlalu dini di musim dingin yang dingin atau terlalu terlambat di musim panas yang hangat yang dihuni oleh flora yang terlalu banyak.
(Baca juga: Ditutupi 85.000 Tanaman Gedung Ini Bisa Hasilkan Oksigen untuk Lebih Dari 3.100 Orang Tiap Tahun)
(Baca juga: Kolam Anda Kotor? Jangan Khawatir, Ini Dia 10 Tanaman Air Pembersih Kolam)
(Baca juga: Senang Memajang Tanaman di Dalam Rumah? Beruntunglah Anda karena Itu Banyak Manfaat Kesehatannya)
Seperti yang dipublikasikan di dalam Prosiding Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional, peneliti pertama-tama menemukan sel-sel penting ini di dalam sebuah tanaman yang disebut Arabidopsis, yang umumnya dikenal sebagai seledri.
Sel-sel pusat komando dibagi antara dua jenis sel - yang mendorong benih tetap tidak aktif dan yang memulai perkecambahan.
Menggunakan hormon untuk berkomunikasi, seperti cara sel-sel saraf dalam otak melakukannya, sel-sel menilai kondisi lingkungan di sekitar mereka dan memutuskan kapan sebaiknya memulai proses persalinan, begitulah cara berbicara.
Ini sangat sulit untuk diamati secara real-time pada embrio tanaman. Jadi tim peneliti awalnya mengandalkan bioinformatika, bidang sains yang menggunakan pemodelan matematis untuk memprediksi bagaimana proses biologis akan terungkap dalam skenario yang paling umum.
Ketika menyimpulkan bahwa pertukaran hormonal ini mengendalikan proses perkecambahan, tim peneliti kemudian menggunakan versi modifikasi genetis dari tanaman cendawan untuk memastikan sel-sel tersebut saling berhubungan secara nyata.
Dengan cara ini, tekanan biolistrik di antara sel-sel muncul lebih banyak - dan akhirnya, tim peneliti melihat sel pusat komando saling “berbicara” satu sama lain dengan cara ini.
"Penelitian kami mengungkapkan pemisahan penting antara komponen-komponen di dalam pusat komando itu," kata ketua tim peneliti Profesor George Bassel.
Jadi mengapa ada dua jenis sel alih-alih satu? Nah menurut tim peneliti, ini berarti mereka bisa memiliki "pendapat" berbeda tentang kondisi lingkungan di sekitar mereka. Perkecambahan hanya terjadi ketika tercapai sebuah konsensus.