Para Peneliti Berhasil Menumbuhkan Tanaman yang Mungkin Bisa Dikonsumsi di Mars

Okke Nuraini Oscar

Editor

Para Peneliti Berhasil Menumbuhkan Tanaman yang Mungkin Bisa Dikonsumsi di Mars
Para Peneliti Berhasil Menumbuhkan Tanaman yang Mungkin Bisa Dikonsumsi di Mars

Intisari-Online.com - Beberapa penelitian memang memungkinkan adanya perpindahan kehidupan ke Mars. Itu adalah tantangan yang luar biasa, jika itu terjadi tidak ada yang lebih mendesak daripada mencari tahu bagaimana untuk menjaga penduduk dari kelaparan. Para ilmuwan dan peneliti Belanda berhasil memecahkan solusinya! Para ilmuwan di Universitas Wageningen dan Pusat Penelitian di Belanda mengatakan mereka telah berhasil menumbuhkan dan memanen beberapa tanaman, termasuk tomat dan kacang polong, dalam simulasi tanah Mars dan bulan. Menurut para peneliti, tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memberikan dasar untuk menumbuhkan tanaman di Mars dan bulan.

Kondisi tanah yang disimulasikan oleh NASA dikembangkan dan dirancang untuk meniru kondisi tanah di Mars dan bulan. Bahan simulasi tanah diambil dari tanah gunung berapi Hawaii dan pasir dari gurun Arizona. Dr. Wieger Wamelink, ketua penelitian mengatakan bahwa hasil eksperimen ini datang sebagai sebuah “kejutan”. Sayuran yang ditanam di tanah "Mars" menghasilkan jumlah makanan yang sebanding dengan tanaman yang ditanam melalui kompos di bumi.

Meningkatkan percobaan pertama, tim Wamelink yang semula menggunakan nampan akhirnya memakai pot kecil yang membantu memecahkan masalah penyiraman. Mereka menambahkan bahan organik ke tanah simulasi. "Ini menunjukkan bahwa tanah simulasi memiliki potensi besar ketika benar-benar siap dan disiram," kata Wamelink. Dari 10 spesies tanaman tumbuh; tomat, kacang polong, gandum, roket taman, lobak dan taman cress siap dipanen.

Dalam penelitian berikutnya, para peneliti dijadwalkan untuk untuk menentukan apakah makanan yang dipanen dari tanah simulasi memang layak dikonsumsi. Mereka telah menyiapkan sebuah situs crowdfunding untuk membantu membayar untuk usaha mereka.

(Chris D'Angelo/ huffingtonpost)