Advertorial

Hubungan dengan China Kian Memanas, Taiwan Gelontorkan Rp62 Miliar untuk Beli Jet Tempur F-16V AS, Siap Perang?

Tatik Ariyani
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan membuat Taiwan mengambil langkah pembelian jet F-16 Viper.
Meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan membuat Taiwan mengambil langkah pembelian jet F-16 Viper.

Intisari-Online.com - Meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan membuat Taiwan mengambil langkah pembelian jet F-16 Viper.

Angkatan Udara Taiwan menerima pesawat jet tempur yang dikembangkan oleh perusahaan AS Lockheed Martin tersebut pada Rabu (24/10).

Upgrade fitur F-16V meliputi radar array aktif yang dipindai secara elektronik, komputasi misi modular baru juga ditambahkan untuk perbaikan pada kokpit.

Militer Taiwan adalah penerima pertama F-16V dengan mengalokasikan anggaran sebesar£ 3,2 miliar (Rp62,7triliun) untuk menambah 144 armada pesawat ke konfigurasi terbaru, dan prosesnya dijadwalkan memakan waktu lima tahun.

Baca Juga : Trump Berniat Akhiri Perjanjian Nuklir, Putin Siapkan Rudal yang Bisa Ratakan Amerika

Seorang pejabat juga mengatakan bahwa Taiwan akan bekerja sama Lockheed Martin untuk membangun 'pusat perawatan dan perbaikan' untuk F-16.

Itu akan mempermudah untuk melakukan pekerjaan yang diperlukan tanpa harus mengirim kembali pesawat ke AS.

Taiwan dilaporkan siap untuk berinvestasi lebih dari£ 385 juta (Rp7,5triliun) dalam proyek tersebut.

Langkah ini datang setelah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga : Kopi Indonesia Borong Penghargaan Bergensi di Paris, Ini Daftarnya

Yang terbaru diilustrasikan dengan keputusan AS untuk mengirim kapal yang berlayar melalui Selat Taiwan kemarin (23/10).

Ini adalah operasi kedua tahun ini di mana militer AS meningkatkan frekuensi transit melalui jalur air strategis.

Komandan Nate Christensen, wakil juru bicara Armada Pasifik AS, mengatakan, "Perjalanan kapal-kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Baca Juga : Ketahuan Pacaran dengan Siswa Kelas 5 SD, Guru Musik Usia 41 Tahun Dipecat!

"Angkatan Laut AS akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional memperbolehkan."

Kemeterian pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya terus memantau operasi dan mampu menjaga keamanan laut dan ruang udara daat itu terjadi.

China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dari 'oneChina'.

Melalui juru bicara kementerian luar negeri Hua Chunying, China telah menyatakan keprihatinan serius terhadap Amerika Serikat.

Baca Juga : Pengantin ini Diam-diam 'Bikin Gemuk' Bridesmaid-Nya Karena Takut Kalah Cantik

Dia mengatakan, "Masalah Taiwan menyangkut kedaulatan dan wilayah China, dan merupakan masalah paling penting dan paling sensitif dalam hubungan China-AS."

China mendesak AS untuk berhati-hati dan tepat dalam menangani masalah Taiwan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tambahnya.

Angkatan Laut AS telah melakukan misi serupa di perairan internasional selat pada bulan Juli lalu.

AS tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum untuk membantunya mempertahankannegaranyadan sumber daya di pulau itu.

Pentagon mengatakan Washington telah menjual senjata ke Taiwan dengan nilai lebih dari$ 15 miliar (Rp228 triliun) sejak 2010.

Para kru AS menanggapi dengan mengatakan, "Saya adalah tentara AS yang berdaulat yang melakukan kegiatan militer yang sah di luar wilayah udara nasional."

Menurutnya hak-hak mereka telah dijamin oleh hukum internasional.

Vhina juga memprotes setelah penjualan senjata yang disetujui AS senilai lebih dari£ 250 juta (Rp4,9triliun) ke Taiwan bulan lalu.

Baca Juga : Hari PBB: Kantor Penerangan PBB Zaman Orla yang Akhirnya Ditutup Karena Ucapan Presiden Soekarno

Artikel Terkait