Alasan lain dari video simulasi ini adalah, FAA (Federal Aviation Administration), lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat, telah menerima lebih dari 100 laporan dalam sebulan.
Laporan tersebut menceritakan bahwa mereka melihat drone terbang di jalur pesawat berjalan. Khususnya ketika pesawat baru akan take off atau landing.
Baca Juga : Nasib Pahit Sariwangi, Sang Pelopor Teh Celup yang Dinyatakan Pailit Setelah Terbuai Manisnya Investasi
Contoh dari video simulasi tersebut sendiri ketika pesawat berada di ketinggian 9.000 kaki dan siap untuk mendarat.
Padahal kita tahu, saat take off dan landing adalah dua waktu yang sangat penting dalam sebuah penerbangan.
Karena di kedua waktu tersebut, angka kecelakaan pesawat sangat tinggi.
Jika sebuah drone tak sengaja bertabrakan dengan sayap pesawat atau bagian lain dari pesawat (belum ada video simulasinya), dikhawatirkan itu akan membahayakan penerbangan pesawat tersebut.
Menurut laporan FAA, pilot melaporkan melihat sekitat 800 drone antara April dan Juni 2018 saja.
Akibatnya ada beberapa kecelakaan. Salah satunya, di New York tahun lalu, di mana sebuah drone terbang setinggi 91 meter dan menabrak helikopter Black Hawk Angkatan Darat.
Dengan video simulasi ini diharapkan FAA bisa bekerja sama dengan produsen dan pemilik drone untuk mengerti saat menggunakan drone.
Contoh, harus ada aturan tentang di mana dan kapan Anda dapat menerbangkan drone secara legal.
Karena aturan tersebut dapat membantu mencegah kecelakaan di masa depan, tutup Poormon.
Baca Juga : Facebook Terus Diterpa Skandal, Para Pemegang Saham 'Bersekongkol' Ingin 'Gulingkan' Mark Zuckerberg
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR