Advertorial
Intisari-Online.com – Nama drone dalam beberapa tahun terakhir cukup popular.
Drone adalah alat canggih berupa pesawat kecil yang di lengkapi dengan kamera. Untuk mengontrol drone, dibutuhkan remote sebagai pengarahnya.
Awalnya drone hanya digunakan untuk keperluan militer.
Sebab, drone bisa digunakan untuk mengawasi keadaan di saat tidak memungkinkan untuk mengirim orang ke wilayah tersebut.
Baca Juga : Facebook Terus Diterpa Skandal, Para Pemegang Saham 'Bersekongkol' Ingin 'Gulingkan' Mark Zuckerberg
Maka drone inilah yang dioperasikan untuk mengawasi wilayah yang sedang di awasi.
Namun semakin ke sini, drine semakin berkembang dan masyarakat umum pun dapat menggunakannya.
Seperti mengirim barang, mengambil foto atau merekam foto dari ketinggian, hingga membantu mengawasi daerah bencana.
Hanya saja dibalik segala kehebatannya, drone menyimpan sesuatu yang cukup membahayakan. Khususnya untuk pesawat terbang.
Apa itu?
Dilansir dari nbcnews.com pada Selasa (16/10/2018), para peneliti dari Universitas Dayton Research Institute menunjukkan apa yang bisa terjadi ketika sebuah drone menabrak sayap pesawat terbang.
Walau ukurannya sangat kecil dibanding pesawat terbang, namun nyatanya drone bisa merobek sayap pesawat.
Padahal video simulasi tersebut dibuat saat pesawat berjalan dengan kecepatan 238 mil per jam.
Berikut video simulasi antara drone DJI Phantom 2 seberat 9,5 kg dengan pesawat Mooney M20 (sebuah pesawat kecil yang umum digunakan yang menampung sekitar empat orang, termasuk pilot).
Baca Juga : Nasib Pahit Sariwangi, Sang Pelopor Teh Celup yang Dinyatakan Pailit Setelah Terbuai Manisnya Investasi
Apa tujuan dari video simulasi tersebut?
Menurut pemimpin penelitian, Kevin Poormon, video simulasi tersebut bisa membangu komunitas penerbangan dan industri pesawat tak berawak (drone misalnya) untuk memahami setiap bahaya.
"Kami ingin membantu komunitas penerbangan dan industri pesawat tak berawak memahami apa bahaya yang dapat dilakukan oleh drone untuk pesawat berawak,” kata Poormon.
“Ini bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah sebuah kecelakaan di masa dapan.”
Hanya saja, Poormon menambahkan bahwa mereka tidak punya begitu banyak data tentang apa saja kerusakan selain robeknya sayap pesawat.
Karena ini berdasarkan model drone dan model pesawat yang dipilih.
Alasan lain dari video simulasi ini adalah, FAA (Federal Aviation Administration), lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat, telah menerima lebih dari 100 laporan dalam sebulan.
Laporan tersebut menceritakan bahwa mereka melihat drone terbang di jalur pesawat berjalan. Khususnya ketika pesawat baru akan take off atau landing.
Baca Juga : Nasib Pahit Sariwangi, Sang Pelopor Teh Celup yang Dinyatakan Pailit Setelah Terbuai Manisnya Investasi
Contoh dari video simulasi tersebut sendiri ketika pesawat berada di ketinggian 9.000 kaki dan siap untuk mendarat.
Padahal kita tahu, saat take off dan landing adalah dua waktu yang sangat penting dalam sebuah penerbangan.
Karena di kedua waktu tersebut, angka kecelakaan pesawat sangat tinggi.
Jika sebuah drone tak sengaja bertabrakan dengan sayap pesawat atau bagian lain dari pesawat (belum ada video simulasinya), dikhawatirkan itu akan membahayakan penerbangan pesawat tersebut.
Menurut laporan FAA, pilot melaporkan melihat sekitat 800 drone antara April dan Juni 2018 saja.
Akibatnya ada beberapa kecelakaan. Salah satunya, di New York tahun lalu, di mana sebuah drone terbang setinggi 91 meter dan menabrak helikopter Black Hawk Angkatan Darat.
Dengan video simulasi ini diharapkan FAA bisa bekerja sama dengan produsen dan pemilik drone untuk mengerti saat menggunakan drone.
Contoh, harus ada aturan tentang di mana dan kapan Anda dapat menerbangkan drone secara legal.
Karena aturan tersebut dapat membantu mencegah kecelakaan di masa depan, tutup Poormon.
Baca Juga : Facebook Terus Diterpa Skandal, Para Pemegang Saham 'Bersekongkol' Ingin 'Gulingkan' Mark Zuckerberg