Advertorial
Intisari-Online.com- Satu hal yang menjadi landasan dan visi bersama para tokoh Sumpah Pemuda 1928: persatuan.
Dalam Kongres Pemuda Indonesia I di tahun 1926, salah seorang pemuda minang, Mohammad Yamin, berpidato tentang Kemungkinan-kemungkinan bagi Bahasa dan Sastra Indonesia di masa depan.
Namun, kongres ini gagal mewujudkan bentuk ide persatuan.
Barulah kemudian pada Kongres ke II tanggal 26-30 Oktober 1928, dalam kesempatan berpidato lagi, Yamin mengemukakan pokok persoalan.
Baca Juga : Bukan Hanya Xiaomi, Inilah 4 Vendor Pencetus Ponsel Murah di Indonesia
Yakni mengenai persatuan bahasa yang sangat teramat penting.
Yamin berbicara tentang kesatuan kultural nenek moyang Indonesia dan kesatuan politis sejak jaman Majapahit.
Hingga pada saat penutupan Kongres lahirlah keputusan penting Sumpah Pemuda.
Buah pikiran Yamin itu tentu tidak datang sekejam dalam kedipan mata.
Baca Juga : Sudah Diumumkan, Ini Cara Mengetahui Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2018
Resep persatuan yang diramu oleh Yamin juga mendapat pengaruh dari kegemarannya membaca buku.
Dalam perpustakaan pribadinya, dia punya 20.000 buku.
Saking gemarnya membaca, saat tidur pun Yamin memakai buku sebagai bantal dan selimutnya.
Istrinya punya tugas 'ronda', setiap malam dia harus memeriksa apakah ada buku yang tergenggam atau kaca mata yang nangkring pada Yamin yang telah terlelap.
Baca Juga : Yang Huiyan 6 Tahun Berturut-turut Memegang Posisi Wanita Terkaya di China, Ini Jumlah Kekayaannya
Tak berlebihan bila ada yang bilang Yamin keranjingan buku.
Buku-buku tentang Indonesia, baik sejarah, budaya maupunbahasa, dilalap habis tanpa bosan.
Karena kegemarannya membaca buku ini, Yamin dapat menemukan fakta-fakta mengenai sejarah Indonesia.
Hal ini pun kemudian diguanakan untuk mendorong bangkitnyasemangat persatuan dan kebangsaan.
Baca Juga : Sejarah Sumpah Pemuda 1928: Kronologi Lahirnya Bibit Nasionalisme
Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Hukum pada 1932 sebagai Sarjana Hukum Yamin bekerja sebagai pengacara hingga 1938.
Selama itu pula, dia juga berpolitik dan memikirkan perjuangan bangsa.
Tak ayal, dia pun senang sekali ketika Volksraad menawarkankursi.
Baca Juga : Mata Kanan Wanita Ini Buta Terkena Bola Golf, Banyak Orang Malah Mengambil Fotonya
Sebagai anggota Dewan Rakyat, Yamin punya kesempatan untuk berjuang.
Waktu itu Yamin masih tercatat sebagai anggota Gerindo.
Dan Gerindo tak sependapat dengan Yamin mengenai keanggotaannya di Dewan Rakyat kemudian dirinya pun dipecat.
Setahun kemudian Yamin membentuk partai baru, PPI (Partai Persatuan Indonesia).
Ketika ada GAPI, PPI bergabung.
Baca Juga : Gambar Pertama yang Anda Lihat Akan Tunjukkan Berapa Usia Anda, Coba Cek!
GAPI menerima PPI tetapi menolak Yamin sebagai utusannya dengan alasan bahwa Yamin mau kerjasama dengan Belanda.
Padahal sejak mahasiswa Yamin aktif dalam pergerakan kemerdekaan.
Bahkan tahun 1926 (selama 2 tahun) Yamin menjabat Ketua JongSumatranen Bond.
Di antara semua itu, peran Yamin yang paling menonjoldalam pergerakan, terjadi dalam tahun-tahun menjelang SumpahPemuda.
Baca Juga : Yuk Berkunjung Ke Pulau Keramat Di Yunani Tempat Lahirnya Dewa-Dewi
Ya, saat rakyat Indonesia perlu dorongan untuk membangkitkan persatuan dan kebangsaan, Yamin hadir di sana.
Dari bukubuku tebal yang dibacanya, Yamin tahu bagaimananenek moyang bangsa Indonesia pindah dari daratan asing ke pulau-pulau di belahan bumi Selatan.
Setiba di Indonesia mereka berpencar, perkembangan yang terjadi kemudian tidak seragam.
Namun, dasar kebudayaan yang digunakan sebagai landasan perkembangan tetap sama.
Baca Juga : Bukan W.R. Supratman, Inilah Orang Pertama yang Menyanyikan Lagu Indonesia Raya dalam Kongres Pemuda II
Fakta-fakta itulah yang membuat Yamin merumuskan konsep persatuan dengan tepat yang kemudian mewujud dalam Sumpah Pemuda 1928.
Yamin menjadi salah satu tokoh Sumpah Pemuda yang berpengaruh.