Intisari-Online.com- Sejarah sumpah pemuda telah menjadi rekaman tersendiri bagi perjalanan bibit-bibit nasionalisme dan persatuan bangsa ini.
Lantas bagaimana kronologi atau sejarah sumpah pemuda yang merupakan hasil putusan Kongres Pemuda Indonesia II (1928) dapat terjadi?
Berlangsungnya kongres pemuda itu sendiri pastinya tak lepas dari rentetan kejadian-kejadian sebelumnya.
Paling tidak pada 20 Mei 1908 sudah dicetuskan sebuah pergerakan nasional bernama Budi Utomo.
Baca Juga : Jadilah Sosok yang Pengertian, Ini 9 Bahasa Tubuh dan Tanda-Tanda Wanita yang Jatuh Cinta pada Anda
Kemudian pemikiran integrasi nasional ini juga menggelinding lewat terbentuknya organisasi pergerakan yang lain.
Nasionalisme Indonesia juga berkembang lewat sebuah kelompok mahasiswa yang belajar di negeri Belanda.
Negeri yang saat itu justru menjadi penjajah.
Lewat majalah bernama Indonesia Merdeka, perhimpunan itu menyatakan pikiran tentang perubahan nasib bangsa Indonesia.
Baca Juga : Disebut sebagai Tokoh Kunci G30S, Letkol Untung Ternyata Lulusan Terbaik Akmil
SIFAT KEDAERAHAN
Dua organisasi yang baru muncul dan langsung memasuki gelanggang politik adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI) dan Jong Indonesia.
Kedua organisasi ini mempunyai peranan yang cukup banyak dalam mencetuskan Sumpah Pemuda kelak.
Sejumlah organisasi pemuda yang ada pun makin deras untuk mengarus ke arah persatuan.
Baca Juga : Ratu Elisabeth II Tidak Boleh Pidato Tanpa Teks, Memangnya Kenapa?
Maklum, saat itu yang tumbuh adalah organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan.
Para pelajar atau pemuda yang belajar di Jawa terwadahi oleh organisasi yang beraneka ragam.
Sebutlah seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong WVinahasa, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Bataks Bond, SekarRukun, Pemuda Kaum Betawi, dan JongTimoreesch Verbond.
Bukan hanya itu. Ada juga klab studi, seperti Indonesisch Studieclub, Algemeene Studieclub.
Baca Juga : Tokopedia Dikabarkan Pecat Puluhan Karyawannya, Diduga Inilah Penyebab yang Melatar Belakanginya
Ada pula perkumpulan yang berdasarkan agama atau ideologi, misalnya Jong Islamieten Bond, dan Pergerakan Pemuda berdasarkan Nasional Indonesia.
Gagasan fusi (peleburan) dari beragam organisasi itulah yang kemudian melahirkan "Kerapatan Besar" pemuda yang lebih kita kenal sebagai Kongres Pemuda I.
Tujuan kongres yang dipimpin oleh Mohammad Tabrani (dari Jong Java) itu antara lain adalah membina pernumpulan pemuda yang tunggal.
Maksudnya, dari sanalah akan dimajukan faham persatuan dan kebangsaan.
Baca Juga : Bunyi Sumpah Pemuda yang Asli Timbulkan Perdebatan, Bagian Inilah yang Kemudian Diubah
Gila juga. Mengapa? Usia mereka kala itu 21-30 tahun.
Sehingga, predikat mereka memanglah benar-benar pemuda asli.
Kongres tersebut berisikan dan menyuarakan cita-cita persatuan Indonesia, tapi perumusannya belum jelas.
Kemudian pada 23 April 1927, sejumlah Jong berkumpul untuk membahas kembali.
Baca Juga : Indro Warkop: Kebodohan Terbesar yang Pernah Saya Lakukan adalah Merokok
Di sana berhasil dirumuskan dasar-dasar pikiran yang sama.
Antara lain ialah bahwa citacita Indonesia Merdeka harus menjadi cita-cita semua putra Indonesia. Pikiran-pikiran itu mengkristal, hingga muncul keinginan yang sama untuk membuat kongres pemuda yang kedua.
Susunan panitia kongres pun dibentuk.
Hari pertama kongres, dilangsungkan malam minggu, 27 Oktober dari pukul 19.30 hingga 23.30 di gedung Katholieke Jongenlingen Bond Waterloopein (belakang Katedral).
Baca Juga : Jadi 'Kembaran' Kim Jong-un, 2 Pria Ini Keruk Rezeki Hingga Rp199 Juta per Hari
Hari kedua, dilakukan pagi hingga malam.
Pagi di Oost Java Bioscoop, Koningsplein Noord (Medan Merdeka Utara 14, sudah dibongkar).
Sementara malam hari digelar di Indonesische Clubgebouw.
Yang hadir dalam kongres kedua kali ini memang lebih banyak, sekitar 750 orang.
Baca Juga : Keluarga Putri Eugenie Warnai Sejarah Panjang Skandal Kerajaan Inggris
Adalah Sugondo Djojopuspito yang akhirnya membacakan rumusan keputusan kongres.
Suratkabar Pemoeda Soematra kemudian menyebar luaskan secara lengkap hasilnya.
Di tiap peringatan Hari Sumpah Pemuda, ikrar (demikianlah sebetulnya ia disebut) hingga berubah menjadi 'sumpah' itu berkumandang kembali.
Berikut teks Sumpah Pemuda 1928:
Baca Juga : Sejarah Peci: Bukan Simbol Agama, Justru Lambang Nasionalisme
"Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah yang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe, Bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia."
Begitulah sejarah sumpah pemuda terjadi, sehingga setiap tanggal 28 Oktober kita sebagai bangsa Indonesia harus memperingati tanpa melupakan sejarahnya.
Baca Juga : Sumpah Pemuda 1928: Saat Para Pemuda Ganti Ikat Kepala Kedaerahan dengan Peci, Ini Tujuannya