Advertorial
Intisari-Online.com– Masalah kejiwaan termasuk masalah kesehatan yang sulit diobati.
Tapi tahukah Anda apa saja penyakit kejiwaan?
Salah satunya yang sering terjadi pada seseorang adalah depresi.
Sementara yang paling parah adalah skizofrenia.
Nah, ada lagi satu jenis penyakit kejiwaan yang jarang terjadi tapi benar adanya.
Namanya adalah Sindrom Cotard atau kadang-kadang dijuluki ‘Walking Corps Syndrome’.
Sindrom Cotard adalah sebuah kondisi di mana pasien percaya bahwa diri mereka sudah meninggal atau sebagian tubuh mereka mereka telah meninggal.
Sindrom ini tidak diklasifikasikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V).
Namun diakui sebagai “penyakit kesehatan manusia” dalam Klasifikasi Penyakit Internasional.
MenurutMind, ini terkait psikosis, depresi klinis, dan skizofrenia.
Juru bicaraMindmengatakan kepadaindependent.co.ukbahwa sindorm Cotard itu langka.
“Sindrom Cotard adalah sejenis khayalan yang biasanya dikaitkan dengan penolakan eksistensi diri,” katanya.
“Orang yang mengalami ini mungkin percaya bahwa mereka sudah mati, sekarat, bagian tubuh mereka tidak ada, atau mereka tidak perlu melakukan aktivitas untuk menjaga agar tetap hidup (seperti minum dan makan).”
Ahli saraf Prancis, Jules Cotard mengidentifikasi kasus ini pertama kali di tahun 1800-an.
Dia menggambarkan seorang wanita yang menderita kondisi tersebut begini:
“Dia tidak memiliki otak, tidak memiliki saraf, tidak ada perut, tidak ada usus, hanya kulit dan tulang dari tubuh yang membusuk”.
Baca Juga : 3 Kondisi Medis Paling Misterius, Salah Satunya Sindrom ‘Putri Duyung’
Salah satu pasien, Esme Weijun Wang, menceritakan pengalamnnya selama dua bulan menderita sindrom ini.
Wang menjelaskan bahwa setelah berminggu-minggu kehilangan “perasaan realiatasnya”, dia terbangun dan mengatakan kepada suaminya bahwa dia benar-benar meninggal sebulan sebelumnya, ketika dia pingsan di pesawat.
“Saya yakin bahwa saya telah meninggal dalam penerbangan itu dan saya berada di alam baka tapi tidak menyadarinya,” ucap Wang.
Tahun 2013, seorang pria Inggris bernama Graham didiagnosis menderita sindrom Cotard. Dia percaya bahwa dia telah mati setelah usaha bunuh diri akibat depresi berat.
“Saya tidak perlu makan, berbicara, atau melakukan apapun,” tutur Graham.
Untungnya kondisi Graham berangsur membaik dengan terapi psikoterapi dan pengobatan. (Mentari Desiana)