Advertorial
Intisari-Online.com – Sebanyak empat kontainer berisikan barang sumbangan untuk korban selamat badai Yolanda yang menimpa Kota Cebu Utara, Filiphina pada 2013 lalu terpaksa dihancurkan.
Diwartakan media Filipinainquirer.netpada Minggu (7/10) kemarin, barang sebanyak itu dihancurkan karena telah kadaluarsa.
Barang-barang tersebut awalnya berada di Pelabuhan Internasional Cebu (CIP).
Tetapi, penyumbang gagal mendapatkan pembebasan pajak untuk barang-barang yang disumbangkan, menurut kolektor Bea Cukai Cebu Elvira Cruz.
Baca Juga : Donald Trump: Arab Saudi Tidak Akan Bertahan Lebih dari 2 Minggu Tanpa Bantuan Militer AS
Pada Rabu (3/10/2018), sumbangan dalam 3 dari 4 kontainer telah dibakar di Kota Mandaue.
Sementara barang di kontainer ke-4 masih berada di pelabuhan dan segara akan dihancurkan.
Cruz mengatakan, barang-barang sumbangan ini meliputi pakaian bekas, popok, sabun, sampo, barang kaleng, dan obat-obatan.
Barang-barang tersebut berasal dari Belgia, London dan Norwegia dan sudah tidak aman untuk digunakan.
Baca Juga : Ide Gila AS: Saat Bom Nuklir Ditembakkan ke Angkasa untuk Hancurkan Badai pada 1952
Cruz juga mengatakan, sementara pemberi sumbangan gagal dalam mengurus pembebasan pajak dari Departemen Keuangan Filiphina, tiga instansi sebagai penerima barang juga gagal membayar Bea Cukai.
“Ini dimaksudkan untuk disumbangkan untuk korban Yolanda di Cebu. Tapi itu tidak diproses karena donor tidak mau membayar pajak dan pada saat yang sama dia tidak punya izin. Dia tidak punya pengecualian. Ini sangat disayangkan," kata Cruz.
Pengiriman tiba di CIP pada Januari 2014 lalu, dua bulan setelah badai Yolanda menerjang wilayah Cebu utara dan sebagian wilayah Visayas.
Badai tersebut telah menewaskan setidaknya 6.300 orang dan memaksa sekitar enam juta orang untuk mengungsi, menurut philippineslifestyle.com.
Badai Yolanda merupakan siklon tropis terkuat yang pernah tercatat.
Baca Juga : Saat Kopassus Menyamar Sebagai Pengawal Presiden Filipina Untuk Melindunginya dari Kudeta