Ketika Khabib masih kecil, keluarganya pindah ke Makhachkala, ibu kota Dagestan.
Ayahnya menggunakan lantai dasar rumahnya sebagai gimnasium darurat untuk melatih para pemuda kota, yang potensi bergabung dengan tim gulat nasional.
Namun, alasan utama untuk sesi pelatihan ini jauh lebih manusiawi, karena dia ingin membantu mereka keluar dari terorisme, yang merupakan masalah utama di Dagestan pada saat itu.
Setelah mulai berkompetisi di Judo, Khabib menjadi juara dunia ganda Sambo – seni bela diri yang dirancang untuk pertahanan diri tentara Soviet.
4. Cidera yang menghantuinya
Cidera pernah membuat sayap alias tangan petarung yang dijuluki The Eagle ini patah.
Ia bisa dianggap sebagai salah satu petarung yang terbaik dalam sejarah tetapi lukanya telah menghantuinya selama bertahun-tahun.
Khabib harus pensiun beberapa kali sebelum pertarungan karena masalah ini juga berat badannya.
Dan McGregor juga sempat khawatir, hal itu akan terjadi lagi pada Khabib sebelum pertarungan pada 6 Oktober 2018 lalu.
Baca Juga : Konsumsilah Bawang Putih Mentah 2 Kali Seminggu dan Rasakan 'Kesaktiannya'
5. Mendapat pandangan negatif dari Negara Islam
Khabib yang memiliki jutaan pengikut di media sosial, setiap pertarungannya selalu diikuti oleh berbagai orang tidak hanya di negaranya.
Seniman bela diri ini haru sberjuang menghadapi rasisme etnis dari beberapa daerah di Rusia dan bahkan oleh negara islam.
Khabib yang seorang muslim, sering mendapat kritikan karena bertarung di octagon.
Pada 2015 lalu, sebuah video bahkan beredar dimana berisikan kritikan orang-orang yang memperjuangkan uang dan bukan agamanya.
Baca Juga : Koleksi Pribadi Neil Armstrong Siap Untuk Dilelang, Minat Membelinya?
Source | : | Marca.com |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR