Advertorial

Anaknya Sakit Kronis dan Butuh Udara Bersih, Ayah ini Belikan Pulau Seharga Rp2,2 Miliar

Adrie Saputra
Masrurroh Ummu Kulsum
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Seorang ayah asal China berkorban dengan membeli pulau seharga Rp2,2 miliar untuk ditinggali bersama keluarganya, karena sang anak sakit.
Seorang ayah asal China berkorban dengan membeli pulau seharga Rp2,2 miliar untuk ditinggali bersama keluarganya, karena sang anak sakit.

Intisari-Online.com – Sebagian dari kita mungkin memimpikan tinggal di pulau yang tenang, jauh dari kebisingan kota.

Tetapi, tak banyak dari kita yang benar-benar bisa mewujudkannya kecuali hanya dalam waktu sebentar untuk liburan.

Keluarga berikut, benar-benar membuat banyak keluarga lain iri.

Seorang ayah asal Jiangsu, China, yang hanya diketahui bernama Zhu, membeli sebuah pulau tak berpenghuni untuk ditinggali bersama keluarganya.

Baca Juga : Ingat Insiden Ayah Bunuh Anak karena Istri Lesbian Laiknya Kesurupan? Dia Menulis Surat 'Tak Terduga' dari Penjara

Bukan tanpa alasan, ayah ini membeli pulau tersebut karena putranya menderita penyakit kronis dan sangat membutuhkan udara bersih dan segar.

Dilaporkan oleh media Kwong Wah (4/10/2018), Zhu membayar uang 1.000.000 yuan atau setara Rp2,2 miliar untuk membeli pulau tersebut.

Pada 2006 lalu, putranya didiagnosis menderita penyakit limfatik ketika baru berusia 3 tahun.

Zhu membawa putranya ke rumah sakit di Shanghai untuk perawatan karena kondisinya yang parah.

"Saya dan istri saya menangis di tangga. Dokter di Shanghai mengatakan yang terbaik untuk anak saya tinggal di tempat dengan lingkungan yang damai dan udara bersih. Itu bisa sangat membantu kesehatannya," ujar Zhu.

Tiga tahun kemudian, sang ayah menemukan sebuah pulau seluas 1,5 hektar dan menyewa pulau itu selama 30 tahun.

Zhu lantas menamakan pulau ini Wu Wei dalam bahasa mandarin yang berarti 'dia akan melakukan apa saja untuk putranya'.

Di pulau itu, Zhu membangun sebuah rumah dengan tujuh kamar lengkap dengan AC, panel surya dan fasilitas lainnya untuk keluarganya.

Di sisi utara pulau, Zhu juga membangun tujuh kamar untuk para tamu karena banyak yang tertarik untuk tinggal di pulau Zhu setelah gaya hidupnya yang unik terkenal.

Baca Juga : Setelah Bencana Palu, Ratu Elizabeth II Berikan Sumbangan dan Kirimkan Surat kepada Indonesia, Apa Isinya?

"Kami bekerja ketika matahari terbit dan beristirahat ketika matahari terbenam."

"Udaranya segar dan sejuk di sini. Kami memilih sayuran liar, menangkap ikan dan menanam buah dan sayuran kami sendiri. Kami benar-benar menikmati berkat yang diberikan oleh alam," kata Zhu.

Zhu dan istri biasanya bangun pukul 5 pagi setiap hari, untuk mengantar putranya bersekolah menggunakan speedboat.

Sambil menunggu putranya pulang sekolah, pasangan ini akan kembali ke pulau untuk bekerja di ladang.

Di pulau itu, Zhu juga membuat tempat tidur gantung di antara pohon untuk mereka bersantai.

Sementara itu, kegiatan yang paling senang dilakukan oleh putranya adalah memanjat pohon untuk menikmati pemandangan sari atas.

Saat malam tiba, setiap pukul 8 malam mereka mulai istirahat agar keesokan harinya bangun selalu dalam keadaan segar.

Di akhir minggu, keluarga ini akan pergi ke daratan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti membeli sampo.

Hanya dalam setahun mereka tinggal di sana, sinusitas yang diderita istri Zhu sembuh tanpa meminum obat apapun.

Sedangkan penyakit limfatik putranya, sembuh total setelah dua tahun tinggal di pulau itu.

Mereka pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan putranya, dan hasilnya benar-benar membahagiakan.

Baca Juga : Ketika Jutaan Orang Meninggal Karena Kelaparan dan Pembunuhan dalam Peritiwa Holodomor

Artikel Terkait