Advertorial
Intisari-Online.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat penyataan mengejutkan pada Selasa (2/10/2018).
Menurutnya, Arab Saudi dan Rajanya tidak akan bertahan lebih dari dua minggu tanpa bantuan militer AS.
Ia juga mengatakan, dengan ‘dukungan’ tersebut, Trump meminta seharusnya negara tersebut ‘membayar lebih’ atas dukungan tersebut.
"Coba lihat kesepakatan militer kami. Di mana kami melindungi negara-negara kaya dan faktanya kami tidak mendapat ‘balasan’,” kata Presiden Trump pada kampanye di Southaven, Mississippi dilansir dari CNN.
Baca Juga : Benarkah Kapal Perang China ‘Pepet’ Kapal Perang AS di Laut China Selatan?
Trump juga ingin semua orang memahami sejarah kesepakatan AS dan Arab Saudi.
"Kami melindungi Arab Saudi.”
“Saya menyukai Raja Salman (Raja Arab Saudi). Namun saya juga berkata padanya 'Raja, kami melindungi Anda. Anda mungkin tidak berada di sana selama dua minggu tanpa kami’.”
“’Oleh karenanya, Anda harus bayar untuk militer Anda’,” jelas Presiden Trump.
Presiden Trump sebelumnya telah menyerukan hal sama kepada sekutu mereka yang lain, seperti negara-negara yang berkumpul dalam NATO, Jepang dan Korea Selatan.
Ia meminta mereka untuk lebih banyak membantu AS dalam soal biaya dan pertahanan militer.
Diketahui, perjalanan luar negeri pertama Trump yang resmi sebagai Presiden adalah ke Arab Saudi, di mana dia memberikan pidato penting kepada sejumlah pemimpin di sana.
Kunjungan itu menandai penguatan hubungan antara kedua sekutunya. Sebab hubungan keduanya sempat memburuk terkait kesepakatan nuklir Barack Obama 2015 dengan Iran.
Namun setelah lebih dari setahun menjadi Presiden, AS menarik diri dari perjanjian tersebut dan mengembalikan sanksi ekonomi.
Presiden Trump pun mendapat banyak pujian dari Arab Saudi dan sekutu Arab Saudi lainnya.
Tidak hanya itu, Presiden Trump juga menandatangani kesepakatan pertahanan hampir 110 miliar US Dollar dengan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Kesepakatan itu mengisyaratkan komitmen AS untuk beraliansi dengan Arab Saudi.
Terakhir, pihak AS juga membela keterlibatan Arab Saudi dalam perang di Yaman, meskipun ada kritikan berulang dari PBB dan kelompok-kelompok hak asasi internasional.
Baca Juga : Perang Laut China Selatan: 3 Masalah Ini Sulut Konflik Amerika-China