"Contoh lain dari 'bayi raksasa'," tulis seorang komentator.
Istilah 'bayi raksasa' menjadi populer oleh psikiater Tiongkok dan penulis Wu Zhijong, yang menulis buku terlaris 'A Country of Giant Infants' pada tahun 2016.
Baca Juga : Masih Ingat Anatoly Moskvin Kolektor 29 Mayat Anak-anak dan Penjarah Kuburan? Begini Kabar Terbarunya
Analisisnya adalah bahwa banyak pemuda Tionghoa yang lahir di tahun 80-an dan 90-an selama kebijakan satu-anak China dilanda sindrom "bayi raksasa", di mana keluarga mereka terlalu memanjakan anaknya.
Menurut Wu, budaya yang berpusat pada keluarga ini menghasilkan masalah psikologis dan sosial seperti narsisisme, 'sindrom putri', dan bahkan membuang sampah sembarangan.
Buku itu telah dilarang oleh otoritas China.
Namun, ada orang-orang yang online yang mengatakan itu wajar bagi ibu untuk membantu putrinya, karena wanita muda itu mengenakan rok pendek dan akan berisiko mengekspos dirinya jika dia membungkuk.
Beberapa lainnya juga bertanya-tanya apakah wanita yang lebih tua itu PRT atau memang ibunya.
Kata seorang pengguna Weibo yang membela pasangan, "Jika ibu saya melihat tali sepatu saya terlepas, dia akan segera membungkuk untuk mengikatnya untuk saya, sama seperti ketika kami pulang, saya akan membantunya melepaskan sepatunya. Ini mudah untuk membuang istilah 'bayi raksasa' dan melihat cinta yang tersembunyi." (Adrie P. Saputra)
Source | : | asiaone.com |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR