Advertorial
Intisari-Online.com – Anak muda masa kini di kota-kota besar dengan pergaulan yang bebas mungkin sudah tak malu-malu lagi pergi ke klub malam.
Entah itu hanya sekedar untuk 'nongkrong' dengan teman-temannya.
Aktivitas itu juga dikenal sebagai Clubbing atau dugem, istilah gaul yang mengacu pada dunia malam untuk mencari kegembiraan.
Bagi sebagian dari kita yang belum pernah pergi ke klub malam, di benak kita mungkin bertanya-tanya, apa yang orang-orang lakukan di sana.
Seperti di sinetron atau film, orang-orang yang clubbing akan berjoget di lantai disko, hingga minum-minuman beralkohol.
Untuk jelasnya, seorang mahasiswa di Universitas Tunku Abdul Rahman (UTAR), Malaysia, membagikan pengalamannya menyambangi sebuah klub malam untuk pertama kalinya di Kuala Lumpur (KL).
Apa yang ia dapatkan adalah kejutan besar baginya.
Dalam sebuah postingan di halaman facebook UTAR Confessions pada 30 Agustus 2018 lalu, ia menceritaka panjang kali lebar pengalamannya.
Ia menginjakkan kaki pertama kalinya (dan mungkin terakhir) di sebuah klub malam di KL itu untuk merayakan ulangtahun temannya diidentifikasi berinisial A.
Seluruh temannya yang berjumlah 42 orang memutuskan untuk pergi ke sana, dan meski mahasiswa ini tidak minum atau merokok, ia tetap dipaksa untuk ikut atas nama persahabatan.
Ketika baru memasuki klub malam, kejutan pertama telah ia dapatkan adalah asap rokok yang tak terhitung memenuhi ruangan itu.
“Saya merasa seperti akan terkena kanker paru-paru dalam waktu dekat dan asap rokok begitu banyak," tulisnya.
Sebelum masuk, ia dan teman-temannya harus mengantri dulu selama satu jam, begitu banyak orang di sana – itu adalah salah satu klub paling terkenal di KL.
Baca Juga : Bersaing dengan Jajaran Klub Elite Eropa, Dua Klub Asal Indonesia Ini Melejit di Media Sosial
Kejutan lain ia dapatkan ketika masuk, suara keras speaker didengar seperti gempa bumi terjadi menurutnya.
Nasib buruk ia alami selanjutnya ketika harus berdempet-dempetan dan berdiri, karena temannya hanya memesan satu meja untuk 42 orang.
"Selama dua jam, saya hanya bisa berdiri di sana dan menyaksikan teman-teman saya mulai mabuk. Saya tidak mengerti mengapa mereka pikir itu menyenangkan,"tulisnya.
"Lagu-lagunya semua lagu lama dan orang-orang di lantai dansa begitu penuh sesak sehingga mereka terlihat seperti ikan sarden dalam kaleng," tambahnya.
Sekitar 2 jam berlalu, teman-temannya satu per satu mulai tumbang karena mabuk. Bahkan temannya berinisial A itu muntah di sepatunya.
Ia melanjutkan ceritanya mengatakan harus menyelamatkan salah seorang teman prianya dari cengkeraman gadis mabuk yang tidak dikenal.
Sementara itu, ia juga harus menghabiskan lebih dari satu jam untuk mencari teman perempuannya yang lain yang menghilang di lantai dansa.
Ia melihat teman perempuannya itu tak sadarkan diri dengan banyak pria mabuk yang ada di sana mencoba mengambil keuntungan atas itu.
Ia sempat mencegah pria yang ingin bertindak tidak senonoh pada teman perempuannya – sebagai gantinya ia sendiri yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan itu.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Akhirnya ia berhasil mengamankan teman-temannya yang mabuk pada pukul 04.30 pagi, kemudian membawa mereka pulang ke rumah.
Di akhir postingannya, mahasiswa ini menyarankan kepada semua orang untuk tidak usah pergi ke klub malam.
“Sebenarnya, saya hanya ingin menyarankan Anda semua untuk tidak pergi clubbing begitu banyak. Saya pribadi merasa itu membuang-buang waktu dan uang," tulisnya.
Sementara warganet yang membaca kisahnya ini tergelitik, namun mereka setuju apa yang dialami mahasiswa ini adalah memang yang biasa ditemukan di klub malam.
Postingan facebook itu hingga kini telah dikomentari ribuan orang dan dibagikan lebih dari 1.500 kali.
Baca Juga : Tugasnya Diberi Nilai 12 dari 100, Mahasiswa ini Lapor ke Mahkamah Agung