Advertorial

Hosuto Kurabu, Klub Malam yang Dipenuhi Pria 'Penghibur' untuk Melayani Wanita Kaya Kesepian

Moh. Habib Asyhad
Tatik Ariyani
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Banyak wanita Jepang kaya membayar host pria sebagai imbalan untuk perbincangan yang manis, menggoda dan sering berhubungan seks.
Banyak wanita Jepang kaya membayar host pria sebagai imbalan untuk perbincangan yang manis, menggoda dan sering berhubungan seks.

Intisari-Online.com - Host club pria (hosuto kurabu) merupakan sebuah klub malam yang menyediakan para pria untuk menemani wanita di Jepang.

Banyak wanita Jepang kaya yang menghabiskan banyak uang untuk membayarhost pria sebagai imbalan untuk perbincangan yang manis, menggoda dan sering berhubungan seks.

"Saya ingin jantng saya berdebar-debar," kata Nitta di sebuah klub populer di distrik lampu merah Kabukicho yang dilapisi dengan krom dan kaca.

"Pria Jepang tidak terlalu perhatian dan tidak menunjukkan perasaan mereka, tetapi seorang host memperlakukan Anda seperti seorang putri. Saya ingin dimanjakan dan saya tidak peduli berapa biayanya," tambahnya.

Baca Juga:5 Hal yang Sering Dijumpai, Tapi Tak Pernah Kita Sadari Apa Fungsinya

Baca Juga:Ini Jawaban Jokowi Saat Dituduh Sebagai Anak Pengusaha China Singapura

Pengusaha 27 tahun dari Nagoya tersebut menghabiskan sekitar$ 10.000 (sekitar Rp142 juta) sebulan untuk keinginannya.

Namun, beberapa wanita lain menghabiskan lebih dari$ 100.000 (Rp1,4 miliar) dalam satu malam untuk memenuhi ego mereka, dibelai para Romeo yang menemani mereka bicara.

Wanita Jepang yang kaya dan sukses semakin banyak yang frustasi dengan kencan tradisional dan mereka lebih memilih untuk meluapkan sisi romantisme mereka di suatu tempat dengan jaminan perlakuan yang baik dari para host.

"Saya membayar untuk waktu, daripada pria," jelas Nita. "Waktu lebih penting bagi saya, jadi saya ingin hidup untuk saat ini, tanpa penyesalan."

Baca Juga:Cucu Aa Gym Meninggal, Sang Tante Ghaida Tsurayya Bikin Tulisan Kematian Menyayat Hati

Banyak wanita dari usia 20-an sampai 60-an memberikan hadiah mewah pada host favorit mereka, membelikan mereka jam tangan berlian, mobil mewah, bahkan apartemen.

Seorang mantan host, Sho Takami mengatakan ketika dia berumur 20 tahun, seorang pelanggan membelikannya sebuah Porsche.

Pria berusia 43 tahun itu mengatakan bahwa pekerjaanhost adalah pekerj10 Foto Masa Lalu yang Aneh Sekaligus Mengagumkam, Salah Satunya Transplantasi Kulit Wajah Pertamaaan 24 jam.

Pekerjaan nyata mereka dimulai setelah jam kerja, pergi minum dengan pelanggan, merangkak ke tempat tidur pada jam 9 pagi, atau bertemu dengan yang lain untuk makan siang.

Baca Juga:Tiger Woods, Pegolf Terkaya Sepanjang Masa Tapi Banyak Skandalnya

"Sangat penting pelanggan percaya ada kesempatan untuk cinta. Setelah semua itu, bagaimana Anda membuatnya datang ke klub dan menghabiskan uang," jelas Takami.

Industri $ 10 miliar

Klub host adalah industri senilai$ 10 miliar (sekitar Rp142triliun) di Jepang dengan sekitar 800 tempat.

Sekitar 260 di antaranya berlokasi di Tokyo, sebagian besar di jalan-jalan sempit di Kabukicho.

Bangunan dengan tanda-tanda neon berkedip-kedip menampilkan wajah para host di luar klub dengan nama-nama seperti Romeo, Gastby dan Avalon.

Baca Juga:10 Foto Masa Lalu yang Aneh Sekaligus Mengagumkam, Salah Satunya Transplantasi Kulit Wajah Pertama

Para host kerap dibandingkan dengan geisha pria dan Takami percaya bahwa budaya yang dimulai pada awal 1970-an tersebut dapat memberdayakan perempuan.

Menurut Takami, pekerjaan host dapat melegakan hari seorang wanita dan mendorong kemajuan sosial wanita.

Dulu pesta dengan para host dianggap vulgar, namun waktu telah berubah.

Takami menambahkan bahwa sekarang wanita bisa turun ke klub para host yang menjadi tanda status atau kesuksesan mereka.

Para host Jepang biasanya dikenali dengan warna merah, rambut panjang kerut, dan pakaian ketat, yang sering disebut mampu merangsang emosi wanita.

Para pelanggan membeli kasih sayang, sedang para host menjual mimpi-mimpi dan berbohong tentang cinta untuk imbalan uang.

Rasa tidak enak terhadap para pelanggan sudah lama ditinggalkan.

Dengan pembatasan jam buka, pemeriksaan reguler polisi dan lebih sedikit keterlibatan gangster yakuza membuat citra bisnis host ini semakin bersih dalam beberapa tahun terakhir.

Tidak selalu tentang seks

Seks tidak harus menjadi bagian dari layanan klub host, tetapi itu adalah bagian dari cara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Para host pria itu menawan dan mereka memahami perasaan seorang wanita, sehingga mereka bisa datang setiap hari dan tidak pernah bosan.

Baca Juga:6 Kebohongan Besar dalam Sejarah, Ternyata Selama Ini Kita Salah Sangka

Artikel Terkait