Advertorial
Intisari-Online.com -Mimpi Edi (38) untuk jadi calon anggota legislatif (caleg) pupus sudah.
Jangan untuk bermimpi, untuk hidup Edi pun sudah tak mampu. Benar, Edi baru saja ditemukan dalam kondisi tewas di sebuah selokan.
Caleg di Balikpapan Utara, Kalimantan Timur, itu ditemukan tak bernyawa dengan tubuh penuh luka bacok pada Minggu (9/9) kemarin.
Ketika ditemukan, tubuh Edi tertindih sepeda motor.
Tak lama kemudian, si pelaku, yang diduga masih ada hubungan keluarga dengan korban, menyerahkan diri ke kantor polisi.
Baca Juga : Dari Pembunuhan hingga Bisnis Prostitusi, Inilah yang Dilakukan Geng-geng Penjara Paling Berbahaya di Dunia
Menurut pihak keluarga, tak ada latar belakang masalah kelaurga dalam kasus ini.
Mereka menganggap, pembunuhan ini merupakan buah persekongkolan yang sengaja ingin menghabisi Edi.
Dirangkum dari Kompas.com, ada beberapa fakta terkait kasus tersebut.
“Saat kita cari. Akhirnya pelaku menyerahkan diri ke kantor polisi," tuturnya.
Pelaku bernama Layappe (65) mengakui perbuatannya terhadap korban, berikut bagaimana ia membunuhnya.
Layappe membunuh korban dengan parang. Anehnya, Layappe tak tahu jika korban adalah kerabatnya sendiri.
Gara-gara pengaruh alkohol, mereka lalu terlibat cekcok saat hendak pulang ke rumah.
Keduanya sempat berdamai dan melanjutkan dengan makan bersama di sebuah warung pada hari Minggu (9/9).
Baca Juga : Parpol-parpol ‘Kompak’ Tolak Caleg Diwajibkan Laporkan Harta Kekayaannya di Pemilu 2019
Tapi, di warung makan keduanya kembali adu mulut hingga berlanjut baku hantam.
Saat itu Edi menghajar habis-habisan Layappe hingga tak kuasa membalas.
Pelaku yang sudah menua memilih melarikan diri dan pulang ke rumah. Ketika sampai di rumah, ia baru sadar korban ternyata mengejar dirinya.
Saat itu korban berteriak-teriak menantang pelaku. Layappe pun keluar rumah dengan parang di tangan.
Korban tenyata tak gentar saat Layappe keluar membawa parang. Melihat itu, Layappe pun memilih pergi menjauh dari korban.
Sayangnya, korban justru naik pitam ketika melihat pelaku lari. Korban pun segera memacu sepeda motor Mio-nya dan mengejar pelaku hingga di depan sekolah Islam Al Auliya.
Pelaku yang melihat korban terus mengejar dirinya, segera membacok korban dengan membabi buta.
Parang disabetkan ke tubuh korban berkali-kali.
Namun ternyata, Edi masih hidup dan sempat mencoba pergi ke rumah sakit dengan kondisi terluka di sekujur tubuhnya.
"Usai menebas korbannya, pelaku lari. Nah, korban ini masih hidup. Sempat membawa motor hendak menuju rumah sakit, tapi di tengah jalan nyasar ke selokan, dan tewas," kata Sopyan.
Saat pagi tiba, korban ditemukan warga tak bernyawa, di bilangan Jalan MT Haryono di Bengkel Mobil Ketok Barokah RT 43, Graha Indah BalikpapanUtara.
Kapolsek Balikpapan Utara bilang, korban mengalami luka di bagian kepala atas, mata sebelah kanan, dan tangan kiri.
Namun, aparat kepolisian hingga saat ini masih menetapkan satu orang tersangka, yaitu Layappe.
Hal itu membuat kakak korban, Drriyani, pergi ke Jakarta untuk meminta pendampingan hukum pada Hotman Paris.
Hal itu diketahui dari unggahan Instagram Hotman Paris@hotmanparisofficial pada Jumat (14/9).
Menurut keluarga, banyak kejanggalan dalam kasus pembunuhan Edi.
Keluarga mencurigai pelaku bukan hanya satu orang melainkan sekelompok orang.
Bahkan, saudara kandung korban yang berprofesi sebagai dokter, mengaku melihat persis luka yang didera kakaknya tidak mungkin dilakukan oleh satu orang.
Drriyani dan keluarga menduga ada persekongkolan di balik pembunuhan Edi. (Michael Hangga Wismabrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Pembunuhan Caleg di Balikpapan, Akibat Miras hingga Dugaan Persekongkolan".