Operation Eagle Claw: Operasi Spektakuler Militer AS yang Memalukan karena Gagal Bukan karena Perang

Moh Habib Asyhad

Editor

Operation Eagle Claw
Operation Eagle Claw

Intisari-Online.com -Pada November 1979 sekelompok aktivis revolusioner Iran yang mengaku sebagai mahasiswa menyerbu ke dalam Kedutaan Besar AS di Teheran dan kemudian menyandera 53 orang warga AS .

Karena krisis sandera itu makin hari makin parah, maka militer AS berencana melancarkan operasi militer untuk membebaskan para sandera, Operation Eagle Claw.

(Baca juga:Digoyang Isu Pemakzulan, Donald Trump Disebut akan Terjungkal dari Kursi Kepresidenan Amerika Serikat Sebelum 2019)

Operasi tempur yang dikomandani oleh Kolonel Charlie Beckwith itu melibatkan pasukan khusus andalan AS, Delta Force dan Ranger.

Untuk memberangkatkan pasukan Delta Force dan Ranger ke pangkalan rahasia Desert One yang berlokasi 490 km dari Teheran, mereka diangkut oleh 3 pesawat transport C-130 melalui Jerman, Mesir, Oman dan kemudian secara rahasia mendarat di Desert One.

Jumlah total pesawat C-130 yang dikirim ke Desert One sebanyak enam unit.

Tiga unit sebagai pengangkut pasukan, sementara tiga lainnya berperan sebagai pesawat tanker.

Pasukan pembebas sandera itu lalu akan diangkut oleh delapan unit heli US Navy, RH-53 D yang berpangkalan di carrier USS Nimitz dan berlabuh di Teluk Oman.

Sesuai rencana fase pertama Operation Eagle Claw dimulai dengan pemberangkatan pasukan ke lokasi sasaran sekaligus pengisian bahan bakar bagi semua pesawat heli.

Semua pasukan kemudian diturunkan di tempat yang tersembunyi sekitar 24 km dari Teheran dan dengan bantuan dua intelijen pasukan akan menaiki enam truk dan bergerak langsung ke lokasi Kedutaan AS di Teheran.

Pada fase pertama ini, semua heli akan menunggu di tempat tersembunyi dan kemudian sesuai perintah dari komandan pasukan penyerbu bersiap mengangkut sandera yang telah berhasil dibebaskan.

Kondisi sandera AS di Iran.
Fase kedua dan ketiga Operation Eagle Claw adalah serbuan pasukan Delta ke kantor Kementerian Luar Negeri Iran, membebaskan sejumlah sandera yang ada di sana, lalu menggiring sandera yang dibebaskan ke posisi heli transport RH-53 D.

(Baca juga:Membicarakan Klender Mengingat Haji Darip, Jawara Lokal yang Begitu Menakutkan bagi Tentara Kolonial Belanda)

Sementara pada saat yang sama pasukan Ranger AS bergerak untuk menguasai Bandara Manzarieh, Teheran dan kemudian menyiapkan sejumlah pesawat C-141 C untuk mengangkut sandera.

Sejumlah pesawat C-141 saat itu juga telah mendarat di Desert One dan salah satunnya mengangkut komandan Operation Eagle Claw, Kolonel Beckwith.

Situasi pangkalan Desert One mulai tegang ketika 8 heli RH-53 yang ditunggu-tunggu ternyata belum muncul.

Dua truk tanki yang sedang bergerak menuju Desert One bahkan berhasil disergap pasukan Iran.

Satu truk berhasil dihancurkan RPG sedangkan truk yang lainnya berhasil lolos.

Saat itu delapan heli RH-53 yang sedang ditunggu sebenarnya sudah meninggalkan USS Nimitz lalu terbang ke utara menuju Desert One.

Tapi perjalanan delapan heli RH-53 itu ternyata menemui kendala. Helikopter nomor 6 mengalami kerusakan pada blade-nya dan pilotnya memutuskan mendarat darurat.

Dokumen penting yang berada di heli nomor 6 kemudian diambil heli nomor delapan yang kemudian terbang menyusul enam heli lainnya.

Namun, tantangan berat kembali dihadapi oleh tujuh heli US Navy. Badai pasir yang hebat tiba-tiba datang menyergap sehingga dua heli, salah satunya ditumpangi oleh komandan operasi RH-53, Mayor Seiffert, terpaksa mendarat darurat.

Setelah cuaca membaik, kedua heli itu kembali mengudara menuju Desert One.

Saat semua heli RH-53 mendarat di Desert One, beberapa di antarnya ternyata mengalami kerusakan.

Perlu berhenti dalam waktu cukup lama untuk mendapatkan perbaikan dan butuh memanaskan mesin untuk terbang lagi.

Kolonel Beckwith makin gelisah karena Operation Eagle Claw telah mundur 90 menit.

Semua heli RH-53 yang telah mendarat berjajar cepat-cepat mengisi bahan bakar.

(Baca juga:Rudal Balistik Hwasong-12 Kian Membuat Pamor Kim Jong-un Melambung, Sebaliknya Donald Trump Semakin Meredup)

Setelah melakukan evaluasi bahwa kondisi pasukan dan armada tempurnya babak belur, Kolonel Beckwith akhirnya memutuskan untuk membatalkan misi.

Kendati Operation Eagle Claw dibatalkan, satu heli RH-53 yang sedang melakukan terbang pemanasan mesin, tiba-tiba menabrak salah satu C-130 sehingga menimbulkan ledakkan hebat.

Korban tewas pun berjatuhan akibat kecelakaan fatal itu. Lima orang personil USAF yang berada di dalam C-130 dan tiga marinir di dalam RH-53 tewas.

Semua pasukan AS akhirnya ditarik mundur, Operation Eagle Claw sendiri secara politik membuat malu pemerintah AS karena gagal total akibat kecelakaan dan bukan karena pertempuran.

Artikel Terkait