Apa pasal? Selidik punya selidik, selain tak ampuh lagi, obat ini malah akan membahayakan mata kita bila digunakan kembali.
2. Jangan mau bila obat yang diresepkan dokter ditukar
Yang peru kita tahu, obat yang beredar di pasaran sangat banyak. Bahkan, obat sejenis saja bisa memiliki puluhan merek dari pabrik yang berbeda.
Makanya, terkadang pihak apotek kerap memanfaatkan hal tersebut. Ada pihak apotek yang seenaknya menukar obat yang sudah diresepkan oleh dokter.
(Baca juga: Tak Hanya Obat P3K, Inilah Daftar Obat yang Wajib Selalu Tersedia dalam Kotak Obat di Rumah Kita)
Di luar pertimbangan bisnis dan sebetulnya tidak etis, dokter punya dasar pertimbangan medis yang tidak sudi bila resepnya ditukar tanpa persetujuaannya.
Itulah makanya, dibagian bawah resep dokter bisa kita lihat peringatan agar pihak apotek tidak menukar obat tanpa sepengetahuannya.
3. Jangan percaya obat hanya karena mahal
Harap diingat, kualitas obat tak selalu ditentukan oleh harganya, loh. Tak semua obat mahal bakal memulihkan penyakit seratus persen.
Sebaliknya pun berlaku, tidak semua obat murah kualiasnya jelek. Kok begitu? Ternyata unsur kepercayaan kita sebagai pasien juga ikut menentukan kesembuhan.
Bila kita meyangsikan obat murah dapat menyembuhkan penyakit, kemungkinan besar penyakit tersebut benar-benar gagal disembuhkan. Contoh obat generik.
Sebaiknya kita jangan pernah meremehkan obat kelas dua ini. Obat generik itu sama persis dengan obat bermerek aslinya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR