Intisari-Online.com – Seorang bocah lelaki seusia kelas V SD tampak berjalan tergopoh-gopoh sembari memegangi saku-saku baju dan celananya yang tampak bertonjolan.
Di tengah jalan bocah itu bertemu dengan teman sebayanya yang menyapa, "Dapat apa kamu?"
"Henpon (maksudnya handphone atau telepon genggam - Red.)"
"Bagi dong satu!"
(Baca juga: Tak Hanya Gadis India, Gadis Filipina Ini Juga Punya Skor IQ Lebih Tinggi dari Albert Einstein dan Stephen Hawking)
Tanpa pikir panjang bocah lelaki yang habis "memborong" sejumlah telepon genggam dengan harga "diskon" 100% di sebuah toko itu dengan entengnya merogoh salah satu saku dan mencomot sebuah telepon genggam untuk diberikan kepada temannya.
Penjarahan oleh sekelompok massa terhadap toko ataupun pusat perbelanjaan di Jakarta beberapa waktu lalu seperti itu, dalam sekejap telah melahirkan tindakan-tindakan anarkistis di mana si pelaku seperti kehilangan rasa bersalah.
"Saya mendapat lima kantung besar sembako. Ada susu kaleng, gula pasir, dan macam-macam biskuit. Selain itu saya juga dapat sebuah gitar Spanyol," kata tukang ojek, langganan Heryono (33), yang ikutan menjarah sebuah pasar swalayan di bilangan Matraman.
"Kalau ada yang berani menawar Rp 150.000,-, gitar itu akan saya lepas," lanjutnya.
Heryono juga sempat menguping pembicaraan empat anak muda di gang belakang rumahnya. Mereka ternyata sedang berembuk soal hasil jarahan mereka.
"Pokoknya kalau barangnya sudah laku dijual, uangnya harus dibagi rata," kata salah seorang.
"Dan, uang dolarnya ditukar dulu."
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR