Jika ingin sambal yang lebih pedas menggigit, Anda tinggal menambahkan cabai kering bubuk yang disediakan di meja makan. Meski pedas, bumbu rujak ini cukup jinak di perut.
Dijamin tak mengakibatkan sakit perut. Bisa jadi karena terbuat dari bahan-bahan alami.
Tahan simpan 3 bulan
Bumbu Rujak Cjherang ini diracik tanpa memakai tambahan air sedikit pun. Jadi, bumbunya sangat kental dan cenderung kering karenanya tahan disimpan dalam suhu ruang selama tiga bulan. Dalam lemari es bisa tahan setahun.
(Bcaa juga: Liburan di Bandung, Jangan Lewatkan Nasi Tutug Oncom yang Bisa Disantap Tanpa Lauk)
Karena tahan lama, bumbu rujak ini biasa dijadikan bekal jamaah haji asal Bandung. Sebagai pendongkrak nafsu makan, mereka membekali diri dengan membawa sebotol bumbu Rujak Ciherang. Tak ada jambu air di padang pasir pun bukan soal.
Mereka bisa menyantap apel yang dicocolkan ke dalam bumbu Rujak Ciherang. Sama-sama menyegarkan!
Inovasi bumbu rujak tahan lama ini diciptakan oleh Hj. Tarsih, anak dari Ma Eumpeh (perintis Rujak Ciherang) saat menunaikan haji pada tahun 1970-an.
Saat itu perjalanan haji masih menggunakan angkutan laut hingga memakan waktu tiga bulan. Sampai di Mekkah, ternyata bumbu rujak tetap lezat saat dimakan.
Bahkan rasanya semakin kuat. Sejak saat itu, sambal Rujak Ciherang mulai dikemas dalam botol.
Ketika musim haji atau umroh tiba, permintaan bumbu Rujak Ciherang meningkat tajam hingga mencapai 300 kg setiap minggu. Di hari biasa, paling banter 150 kg per minggu. Sambal ini dibuat dengan cobek ukuran besaryang muat 30 kg gula merah.
Waktu yang dibutuhkan untuk menguiek dan mencampur bumbu sekitar delapan jam.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR