Tapi tulisan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) di mobil-mobil bak terbuka pembawa pesawat gantole sudah cukup untuk menjelaskan apa pesawat gantole itu.
Dan para polisi pun tidak bertanya lebih lanjut.
Di lokasi atlet gantole menginap dan bersiap bertanding, para atlet dan kru pendukung selalu disibukkan dengan “kegiatan aneh” berupa aksi gotong-menggotong komponen pesawat gantole yang cukup berat.
Perlu dua orang untuk menggotongnya.
Sewaktu tida di tempat peluncuran gantole, para atlet kembali menggotong pesawat gantole ke atas bukit dan kemudian dirakit agar siap terbang.
Atlet gantole yang melompat dari tebing gunung yang curam lalu menerbangkan gantole selalu menjadi tontonan ribuan warga karena masih di anggap aneh.
Suatu kali para atlet gantole yang sedang bertanding di Sumedang tidak berhasil mendarat tepat di landing site yang telah ditentukan panitia.
Salah satu atlet gantole, Dadang Kardus, malah mendarat di persawahan yang sedang dicangkul oleh seorang petani.
Melihat orang bisa mendarat di sawah menggunakan gantole, petani itu heran sekaligus ketakutan lalu bersujud.
“Ketika saya tanya dia mengaku takut dan malah mengira ada dewa turun dari langit menggunakan benda yang menurutnya sangat aneh. Ha-ha-ha...ada-ada saja,” ujar Dadang Kardus atlet gantole asal propinsi Jawa Barat.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR