Begitu terkenalnya Abraham Lincoln sampai-sampai rumah tinggalnya pun banyak dikunjungi orang. Rumah tersebut kemudian menjelma menjadi museum di bawah pengelolaan National Historic Site - National Park Service - Depdagri AS.
DIPERTAHANKAN KEASLIANNYA
Baca juga: Misteri Mimpi: Abraham Lincoln Bermimpi Tewas Terbunuh, dan Menjadi Kenyataan!
Museum Rumah Tmggal Abraham Lincoln terletak di Kota Springfield, 170 mil (± 288 km) sebelah barat daya Kota Chicago, di negara bagian Illinois, Amerika. Di rumah mungil dua lantai inilah, keluarga Lincoln tinggal.
Tak jarang, di sini berkumpul pula tokoh politikus berpengaruh yang membicarakan persoalan rakyat Amerika yang sedang terbelah. Dengan nilai historisnya itu, rumah tersebut merupakan salah satu mata rantai sejarah Amerika yang panjang.
Kota Springfield termasuk kota yang sedang-sedang saja, tidak sesibuk Chicago namun juga tidak sepi. Adanya gedung Capitol City mengukuhkan Springfield sebagai pusat pemerintahan negara bagian Illinois.
Di sini Abe menghabiskan 24 tahun hidupnya yang terisi dengan kesibukannya sebagai pengacara, membesarkan keluarganya, hingga merebahkan jasadnya.
Baca juga: Berkat Suara Intuisi, Abraham Lincoln Menghapuskan Perbudakan di AS
Lokasi museum terletak pada satu blok di 8th Street, antara Capitol Ave dan Jackson St. yang tertutup untuk arus kendaraan umum. Lingkungan yang ada dipertahankan seperti aslinya, tempat jalan dari batu alam lengkap dengan lampu penerangan jalan dengan bahan bakar tradisional serta trotoar dari bahan kayu.
Pada salah satu sudutnya terletak bangunan kayu bertngkat, tempat Abe tinggal. Di sekelilingnya berdiri rumah rekan-rekannya yang membantu karier politiknya.
Namun hanya rumah Lincoln yang dipertahankan sebagai museum, baik fisik bangunan maupun isinya. Bangunan lain hanya fisiknya yang dipertahankan.
Untuk masuk ke museum tak dipungut biaya. Cukup dengan mendaftar ke bagian pendaftaran dan akan mendapatkan karcis tanda masuk yang sekaligus berfungsi sebagai cendera mata.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR