Intisari-Online.com – Kanker payudara, sebaiknya jangan dianggap sebagai momok. Jagalah pola hidup sehat untuk mencegahnya. Bagi yang sudah terkena perlu dukungan moril.
Laporan WHO menyebutkan tahun 1989 saja angka penderita penyakit ganas ini bertambah 7 juta setiap tahunnya.
Di Indonesia penderitanya pun tidak sedikit. Menurut perkiraan, setiap 100.000 penduduk terdapat 100 penderita kanker baru.
Prevalensi jumlah penderitanya semakin bertambah seiring meningkatnya harapan hidup, kondisi sosial ekonomi yang semakin baik dan terjadinya perubahan penyakit menular atau infeksi ke arah penyakit degeneratif, dan neoplasma.
Di antara sekian puluh jenis kanker, kanker payudara menduduki urutan kedua (15,83%) di Indonesia setelah kanker leher rahim (25,57%).
Sebab itu, deteksi dan diagnosis kanker payudara secara dini sangat diharapkan agar pengobatan bisa dilakukan seoara optimal dan 87% - 89% dapat disembuhkan.
Faktor penyebab
Beberapa penelitian menyebutkan, faktor lingkungan dan gaya hidup sehari-hari memungkinkan seseorang terkena penyakit ganas ini. Sebagai contoh, Ny. Ari, warga Jakarta berusia 40-an mengeluh payudaranya terasa sakit.
Ketika diperiksa tampak bercak-bercak kebiruan di beberapa bagian payudaranya. Ia mengaku lebam pada payudaranya akibat ulah seksual suaminya.
Kejadian seperti itu sudah berulang kali terjadi pada dirinya, tapi yang terakhir ini disertai rasa sakit yang berkelanjutan. Setelah diperiksa temyata tampak adanya gejala penyakit kanker pada payudara Ny. Ari.
Tentu saja contoh tadi bukan satu-satunya penyebab kanker payudara. Penelitian Doll R. dan Peto R. pada tahun 1981 mencatat, kanker payudara yang disebabkan oleh perilaku seksual pasangan yang kasar atau sadis hanya sekitar 7%.
Kedua dokter ahli dari AS ini malah fnenyebutkan faktor makanan dan gizi merupakan penyebab utama (35%) disusul selanjutnya, rokok (30%) dan infeksi (10%).
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR