Intisari-Online.com - Kisah heroik Yohanes Ande Kala Marcal alias Johny Kala masih terus diperbincangkan.
Aksinya menyelamatkan upacara bendera dengan memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali yang putus viral.
Siquito Humberto Marcal, kakak kandung siswa kelas 1 SMP Negeri Silawan tersebut, menuturkan bahwa adiknya memang sudah sering memanjat pohon di dekat rumahnya usai pulang sekolah.
"Joni ini kalau di rumah, setelah pulang sekolah, dia membantu orang tua, dengan mencari buah asam untuk dijual. Pohon asam yang tinggi, bisa dipanjatnya," ucapnya, seperti dikutip dari kompas.com.
Baca juga: Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia yang Tak Peduli dengan Penampilan
Ya, pohon asam, khususnya buah dan bijinya memang memiliki cerita tersendiri bagi sebagian warga di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Jika saat ini sering dijadikan komoditas untuk dijual, dulu, pada 2011, buah ini sempat menjadi penyelamat warga yang kelaparan.
Kisahnya dituturkan oleh Kornelis Kewa Ama dalam artikel berjudul "Mereka Bertahan dengan Buah Asam" yang tayang di kompas.com berikut ini.
---
Baca juga: Waspadalah, Pada 15-18 Agustus Gelombang Tinggi Akan Menerpa Indonesia
Tiga anjing dengan kulit membungkus tulang menggonggong tamu di jalan masuk rumah milik Yane Mone (39) di Desa Oeikiu, Kecamatan Amanuban Selatan, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Di halaman rumah itu, dijemur buah dan biji asam tak beraturan.
Buah asam itu mereka jual dalam bentuk gumpalan daging buah. Adapun biji asam yang ditinggalkan disisakan untuk cadangan pangan mereka.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR