Bila Harus Jalani Mastektomi Karena Kanker Payudara, Perhatikan Langkah-langkah Rehabilitasi Ini

Ade Sulaeman

Editor

Terapi Hormon Tingkatkan Risiko Kanker Payudara
Terapi Hormon Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Intisari-Online.com – Kalau pada akhimya mastektomi merupakan satu-satunya cara yang harus ditempuh, sebaiknya harus bagaimana?

Rehabilitasi penderita terbagi atas 3 tahap yakni sebelum operasi, semasa operasi, dan setelah operasi.

Sebelum menjalani mastektomi penderita sebaiknya harus sudah yakin benar bahwa operasi ini adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan jiwanya. Memang, pada tahap kesadaran ini biasanya timbul rasa takut, dan khawatir menjadi wanita tidak sempuma.

Di sini peranan dokter tidak hanya sebagai pelaku pengobatan medis, melainkan juga dituntut untuk membesarkan jiwa si pasien.

Sementara menunggu saat operasi, pasien perlu mendapat latihan-latihan sebagai berikut.

Pernapasan; Latihan napas dalam (inspirasi dan ekspirasi dalam). Ini berguna untuk menghadapi ekspansi torak. Latihan berikutnya, sambil kedua tangan memegang perut, pasien menarik napas dalam dan mengembuskan sekuat-kuatnya. Kemudian mengeluarkan napas sambil kedua tangan menekan diafragma (sekat rongga badan ke atas).

Batuk; Latihan ini untuk berjaga-jaga kalau sehabis operasi sampai batuk. Tangan yang sehat memegang daerah luka operasi.

Gerak otot isometrik (tanpa gerakan sendi); Latihan otot lengan bawah dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Latihan otot lengan bawah, dengan melakukan fleksi lengan bawah sisi mastektomi dengan diberi tahanan.

Pencegahan edema (penimbunan cairan yang berlebihan dalam jaringan) lengan; sebelum operasi lengan sisi mastektomi mulai dipijat.

Latihan otot sendi bahu.

Mengukur lingkar lengan atas, bawah, dan volume lengan.

Penawaran perlu tidaknya pemakaian protese payudara setelah mastektomi.

Peran dokter saat dilakukan pembedahan mastektomi tentu saja sangat besar. Pemasangan saluran untuk mencegah pengumpulan darah dan serum yang berlebihan serta penggunaan antibiotik sangat berguna untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Setelah operasi selesai, pasien sangat membutuhkan penyesuaian psikologis. Di sini peran suami atau orang yang paling dekat dengan sang pasien sangat penting. Alangkah baiknya kalau pasien didampingi seorang psikolog atau seseorang yang sudah melakukan mastektomi untuk ikut menguatkan jiwanya.

Pada hari-hari pertama segera dapat dilakukan latihan pernapasan. Untuk latihan sendi bahu sebaiknya ditunda sampai kira-kira satu minggu. Kekakuan sendi bahu biasanya dibantu dengan fisioterapi secara intensif atau adakalanya diberikan suntikan hydrocortison intraartikuler.

Setelah luka sembuh, dapat dilakukan hydroterapi dengan memasukkan seluruh lengan sisi yang di mastektomi ke dalam pusaran air. Kemudian bisa disusul dengan aerobik ringan.

Latihan secara berkelompok khususnya dengan penderita yang hampir seumur disarankan agar dapat membangkitkan rasa saling menolong antarpenderita.

Pemasangan protese baik yang bersifat sementara atau permanen oleh dokter bedah plastik penting untuk mengembalikan rasa percaya diri. Di Indonesia pun bisa dibeli BH dengan protese sementara yang cukup baik kualitasnya.

Sedangkan, protese permanen masih jarang dilakukan di Indonesia

Yang perlu diwaspadai

  • Usia di atas 30 tahun. Anda mempunyai kemungkinan lebih besar terkena kanker payudara. Apalagi pada umur 50 tahun dan telah menopause, tingkat risikonya semakin tinggi.
  • Punya riwayat kanker payudara. Kondisi ini menyebabkan Anda punya risiko untuk mendapatkan kanker pada payudara yang lain lebih besar (7%).
  • Usia 25 tahun dan mempunyai anggota keluarga semisal ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan sekandung pernah menderita kanker payudara.
  • Tidak menikah atau menikah tapi tidak pernah melahirkan.
  • Melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun.
  • Tidak pernah menyusui.
  • Mengalami trauma berulang kali pada payudara.
  • Menderita kerusakan atau kehilangan jaringan tubuh akibat trauma.
  • Muled haid pada usia yang sangat muda.
  • Pemah mendapat radiasi pada payudara (pengobatan keloid).
  • Menderita kegemukan.
  • Pernah dioperasi pada payudara atau alat reproduksi.
  • Pernah mendapat terapi hormonal untuk mendapat anak, dalam waktu yang lama.
  • Mengalami berbagai macam beban mental (stres) hebat. a
Kendali diri:

  • Kalau Anda berisiko tinggi, sebaiknya jangan hamil di atas usia 35 tahun.
  • Mereka yang pernah dioperasi tumor payudara yang jinak, sedapat mungkin menghindari pemakaian kontrasepsi oral.
  • Tidak dianjurkan memakai bahan atau obat yang mengandung hormon estrogen untuk kepentingan kosmetik atau pelangsing tubuh.
  • Hindari makanan berlemak dan rokok. Sebaliknya, konsumsi sayuran dan buah-buahan diperbanyak.
  • Kurangi makanan yang diasinkan atau diasap.
  • Hindari minuman beralkohol.
  • Berolahragalah dengan teratur.
(Ditulis oleh dr. Rini Suryadi, mantan konsultan Yayasan Ranker Indonesia dan pernah dimuat di Intisari edisi April 1994)

Artikel Terkait