Advertorial

Pangkalan Militer AS di Turki, Dulu Bikin Senang Sekarang Malah Jadi Bumerang

Agustinus Winardi
Agustinus Winardi
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com -Di era Perang Dingin yang merupakan perseteruan antara negara-negara Blok Barat dan Blok Timur (1985-1991), Turki menjadi negara yang posisinya sangat strategis.

Pasalnya posisi Turki berhadapan langsung dengan negara-negara Eropa Timur seperti Bulgaria, Rumania, dan Ukraina yang saat itu merupakan bagian dari negara-negara Blok Timur pimpinan Uni Soviet.

Selain itu, Turki juga merupakan negara Eropa pro Blok Barat pimpinan AS yang berbatasan langsung dengan negara-negara Suriah, Irak,dan Iran.

Selama Perang Dingin Irak dan Suriah cenderung didukung Uni Soviet dan Iran yang merupakan negara sistem Monarki didukung oleh AS.

Baca juga:

Beginilah Strategi Al Fatih, Raja Turki Penghafal Alquran Taklukkan Kota Legendaris Konstantinopel

Demikian strategisnya lokasi Turki, maka ketika AS bermaksud membangun pangkalan militer di Incirlik demi menghadapi serbuan negara-negara Blok Timur sekaligus melindungi Turki, pemerintah Turki langsung setuju.

Pangkalan Incirlik (Incirlik Air Base) pun menjadi pangkalan besar yang tidak hanya berfungsi untuk menampung pasukan AS dan persenjataannya.

Tapi juga untuk menampung pasukan NATO yang terdiri dari sejumlah negara yang merupakan sekutu AS.

Tidak hanya membangun pangkalan militer di Incirlik, militer AS juga membangun pangkalan militer di Izmir, Turki untuk menempatkan pesawat-pesawat tempurnya.

Baca juga:Turki Dilanda Krisis Ekonomi Hebat, Presiden Erdogan Larang Rakyatnya Beli iPhone

Demi ‘menyenangkan’ dan turut mengembangkan industri pertahanan Turki, AS juga mengijinkan Turki untuk memproduksi jet-jet tempur F-16 berlisensi dari AS,.

Dengan cara itu Turki bisa memiliki F-16 secara mandiri dan dalam jumlah ratusan.

Tapi hubungan antara AS dan Turki tidak selamanya baik-baik saja.

Khususnya ketika Perang Dingin berakhir, dan militer AS mulai melancarkan perang terorisme global di Irak, Aghanistan serta Suriah.

Baca juga:Turki Di Ambang Kebangkrutan, China Siap Kuasai Negeri Erdogan

Militer AS yang malah mendukung suku Kurdi untuk mendirikan negara merdeka di wilayah perbatasan Turki-Irak, membuat Turki marah.

Pasalnya suku Kurdi telah mencaplok wilayah Turki dan setiap militer Turki melancarkan serangan ke wilayah Kurdi, militer AS justru membelanya.

Di tengah hubungan memanas antara AS-Turki, ketika di Turki pada tahun 2016 terjadi aksi kudeta, AS juga kena getahnya.

Pasalnya pemerintah Turki di bawah pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan berhasil menemukan bukti bahwa militer AS yang berpangkalan di Incirlik ternyata terlibat.

Turki jelas marah besar karena pangkalan militer yang seharusnya melindungi Turki itu malah jadi bumerang.

Turki pun mengancam akan mengamil alih pangkalan militer Incirlik dan juga Izmir, sekaligus menangkap para perwira militer AS yang terlibat kudeta.

Dalam perkembangan terkini. Turki yang sedang didera masalah ekonomi terkait mata ulang Lira yang makin keok oleh dollar AS, tetap menunjukkan sikap berani terhadap AS.

Turki bahkan sudah membeli peralatan militer dari Rusia, seperti rudal S-400, untuk bersiap-siap bentrok dengan militer AS kapan saja.

Baca juga:Waspadalah, Pada 15-18 Agustus Gelombang Tinggi Akan Menerpa Indonesia

Artikel Terkait