Intisari-Online.com - Militer Amerika Serikat (AS) sebenarnya masih kebingungan untuk mengidentifikasi rudal-rudal jelajah antarbernua (ICBM) yang dimiliki oleh Korea Utara (Korut).
(Baca juga: No Kum-Sok, Orang Korea Utara Pertama yang Membelot Menggunakan Pesawat Tempur Negaranya Sendiri)
Tapi dalam parade militer besar-besaran di Pyongyang hari Sabtu (15/4/2017) lalu, wartawan CNN yang diundang untuk meliput langsung acara parade itu bisa melihat dengan mata kepala sendiri rudal-rudal IBM yang dimiliki oleh Korut.
Rudal-rudal yang sengaja dipamerkan untuk menanggapi gertakan AS yang ingin menyerang Korut itu memang bisa membuat gentar orang yang melihatnya.
(Baca juga: Oleh AS, Sebenarnya Korut Hanya Dianggap sebagai "Bocah Gemuk yang Nakal")
Salah satu rudal yang oleh militer AS diindentifikasikan sebagai KN-15 atau Musudan merupakan rudal jarak menengah yang memiliki jelajah terbang hingga 3.500 meter.
Jika rudal ini diluncurkan untuk menggempur salah satu pangkalan militer AS, maka yang bisa jadi sasaran adalah pangkalan udara Anderson Air Force Base yang berada di Kepulauan Pasifik, Guam.
Tapi militer AS masih meragukan apakah Musudan yang pernah ditampilkan dalam parade militer tahun 2010 masih berfungsi baik.
Pasalnya uji coba sukses tidaknya peluncuran rudal Musudan hingga tahun 2016 tidak pernah terkonfirmasi.
(Baca juga: Jika Berani Perang Darat Melawan Korea Utara, Artinya Amerika Serikat Siap Songsong Malapetaka)
Selain Musudan, rudal jelajah jarak jauh milik Korut yang paling dikhawatirkan oleh AS adalah KN-08.
Militer AS meyakini KN-08 merupakan pengembangan dari Musudan dan jarak tembaknya bisa menjangkau sasaran hingga 11.500 km.
Rudal antarbenua yang memiliki berat 700 kg dan panjang lebih dari 19 meter itu jika berfungsi dengan baik memang bisa menjangkau daratan AS.
Pada hari Minggu (16/4), Korut memang nekat mengadakan uji coba penembakkan rudal di tengah ancaman serangan militer AS.
Namun uji coba penembakkan rudal itu ternyata gagal. Wahana peluncur rudal bahkan meledak sebelum rudal bisa melesat menuju sasarannya.
Gagalnya proses peluncuran rudal itu memicu kebingungan militer AS karena Korut sesungguhnya bukan lawan yang sepadan bagi AS.
Serangan militer AS ke Korut bisa-bisa malah menciptakan tragedi kemanusiaan.