Intisari-Online.com - Jika AS jadi menyerang Korea Utara strategi tempur yang digunakan hanya ada dua, serangan dadakan (pre-emptive war) atau invasi.
Untuk melancarkan dua taktik tempur itu AS dan sekutunya, Korea Selatan, sudah siap.
(Semenanjung Korea Memanas: Inilah Perbandingan Kekuatan Militer AS, China, Korsel dan Korut)
Sementara serangan menggunakan taktik senyap dengan cara mengirim pasukan khusus sulit dilakukan mengingat ketatnya penjagaan pasukan di Korut.
Selama ini Korut diketahui telah melakukan uji ledakan bom nuklir sebanyak lima kali dan sebentar lagi akan melakukan uji ledakan keenam.
Tujuan uji ledak nuklir keenam itu adalah sebagai respon atas manuver kekuatan tempur AS yang digelar di Semenanjung Korea.
Sekaligus sabagai penggertak bagi AS bahwa Korut memang memiliki bom nuklir yang siap digunakan.
(Tak Peduli dengan Ancaman AS yang Direstui China, Korut Tetap Uji Coba Tembakkan Rudal Balistik)
Jika militer AS mau melancarkan serangan dadakan menggunakan rudal seperti di Suriah dan pesawat pengebom dari udara ke Korut sebenarnya sudah bisa dilakukan.
Pasalnya jika alasannya hanya karena Korut memilik bom nuklir juga sudah bisa dibuktikan. Korut sendiri ketika melakukan uji coba bom nuklir selalu dilakukan secara terang-terangan.
Pemimpin Korut Kim Jong Un juga tahu jika satelit mata-mata AS selalu memonitor wilayah Korut selama 24 jam. Tapi Kim tidak menggubris adanya satelit mata-mata itu.
Dia malah sengaja pamer dan bersuka cita jika uji coba ledakan nuklirnya sukses dan diliput satelit mata-mata AS.
Source | : | dari berbagai sumber |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR