Advertorial
Intisari-Online.com – Zaman sekarang, kita akrab dengan istilah hoax.
Istilah ini merujuk pada pemberitaan atau informasi palsu yang tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
Pada zaman dulu, hoax ternyata telah dilakukan oleh sejumlah orang untuk mengambil keuntungan.
Tepatnya di tahun 1870, penemuan Raksasa Cardiff terungkap sebagai suatu kepalsuan.
BACA JUGA:Bukan Bambang Hartono dari Indonesia, Rupanya Inilah Atlet Tertua pada Ajang Asian Games 2018
Raksasa Cradiff dibuat oleh George Hall, seorang penjual tembakau dari Binghamton, New York.
Ia mendapat gipsum besar dari tambang di daerah Fort Dodge di Lowa — memberi tahu para penambang bahwa itu dimaksudkan untuk membuat monumen Abraham Lincoln di New York City.
Ia kemudian mengirimkan gipsum tersebut ke Chicago, Illinois.
Tiba di sana, waktu itu tahun 1868, gipsum diukir menjadi bentuk sosok manusia raksasa setinggi 3,5 meter.
Patung tersebut kemudian dikuburkan di lahan pertanian William C. Newell di pinggiran Cardiff, New York.
Tahun 1969, Hall memerintahkan beberapa penggali sumur untuk menggali sumur di lahan pertanian itu — tentu saja, mereka akan menemukan raksasa yang terkubur — dan karenanya Raksasa Cardiff "ditemukan."
George Hall mengklaim bahwa Raksasa Cardiff adalah manusia yang ketakutan.
Meskipun dirinya seorang ateis, Hall menjadikan sebuah ayat pada Al Kitab yang mengatakan pada suatu masa ada raksasa yang hidup di Bumi sebagai penguatnya.
Jadi, Hall mengklaim patung yang ia buat adalah raksasa prasejarah, yang pertama dari jenisnya yang pernah ditemukan.
Hall telah menghabiskan $ 2.600 untuk tipuannya — jumlah yang luar biasa pada saat itu — investasi yang serius, dan bukan lelucon.
Setelah penemuan itu, sepupunya, William C. Newell lantas mendirikan tenda di atas Raksasa Cardiff dan mulai menyebar informasi pada orang-orang untuk datang melihatnya.
Orang-orang dikenakan biaya untuk melihat Raksasa Cardiff.
Setelah penemuan Raksasa cardiff membuat kehebohan publik, para ahli pun ikut melihatnya.
Adalah ahli paleontologi, Othniel C. Marsh, yang mengatakan raksasa itu palsu.
Hull telah menginvestasikan banyak kekayaannya pada raksasa prasejarah yang dibuat-buat itu, dan pertaruhannya telah membuahkan hasil yang luar biasa.
Namun, tudingan penipuan yang semakin banyak ia terima membuat Hull akhirnya mengaku.
Kepada publik, Hull mengakui raksasa itu adalah palsu dan kepalsuannya juga terbukti di pengadilan pada Februari 1870.
BACA JUGA:Jakarta Diprediksi Jadi Kota Pertama di Dunia yang akan Tenggelam, Begini Penjelasannya