Advertorial
Intisari-Online.com -Ukraina yang hingga saat ini menjadi negara paling depan dalam menghadapi serbuan Rusia, telah mengerahkan semua kekuatan militer yang dimiliki.
Sejak Rusia menguasai wilayah Crimea secara sepihak mulai 2014, pasukan Rusia yang ditempatkan di sana memang dalam posisi siap menyerang Ukraina.
Manuver pasukan Rusia yang bisa mengancam negara-negara Eropa Timur itu dengan cepat mengundang kekuatan militer NATO dan AS yang kemudian berdatangan dalam kondisi siap tempur.
Tapi kehadiran ribuan pasukan NATO dan AS, lengkap dengan persenjataan canggihnya, tidak membuat Ukraina leha-leha dan ongkang-ongkang kaki.
Ukraina justru makin memperkuat persenjataannyta, khususnya rudal-rudal balistik dan sistem pertahanan udara penangkis rudal untuk keperluan peperangan asimetris.
Baca juga:Depresi Berat, Pilot Ukraina yang Dituduh Rusia Menembak Malaysia Airlines MH17 Bunuh Diri
Sistem antirudal yang saat ini disiagakan Ukraina adalah rudal S-300V1 yang merupakan rudal yang telah di-upgrade menggunakan teknologi baru.
Uniknya rudal S-300V1 dulunya merupakan rudal Uni Soviet yang ditempatkan di Ukraina pada era Perang Dingin.
Kini setelah rudal-rudal S-300V1 di-up grade sehingga bisa menghantam sasaran pada jarak 200 km, oleh Ukraina siap ‘dikembalikan’ ke Rusia jika sewaktu-waktu peperangan antara Rusia-Ukraina meletus.
Untuk mengangkut rudal-rudal S-300V1, militer Ukraina menggunakan kendaraan berupa tank sehingga bisa memasuki medan jenis apapun saat berperang.
Selain menyiapkan rudal-rudal yang pernah diberikan Rusia, militer Ukraina juga menyiagakan rudal balistik versi terbaru yang jarak tembaknya mencapai 500 km.
Agar ledakannya mematikan, rudal balistik terbaru yang belum diberi nama itu, hulu ledaknya bisa dipasangi bom tandan (cluster bomb) sehingga efek ledakannya berantai.
Semuanya persenjataan yang siap digunakan untuk menghadapi invasi militer Rusia, akan dipamerkan Ukraina pada acara parade militer Nasional yang berlangsung pada 24 Agustus 2018.