Advertorial
Intisari-Online.com - Zaman sekarang, semua moda transportasi berbasis online dan aplikasi di ponsel berkembang dengan sangat pesat.
Hal ini menimbulkan pro dan kontra. Lebih banyak kontra bagi pilihan transportasi tradisional yang harus bersaing dengan motor dan mobil berbasis online.
Memang aplikasi transportasi memberi kemudahan bagi para penggunanya karena lebih mudah dipesan dan cepat juga tiba di tujuan.
Dua konsep itulah yang coba dicontoh oleh Timothy Hochstedler dari Colon, Michigan yang membuat 'uber' sendiri dengan kereta kuda.
Baca Juga:Tak Mau Terserang Penyakit Ini, Kakek 70 tahun Pasang 11 Smartphone di Sepeda untuk Berburu Pokemon
Timothy tidak benar-benar bekerja untuk Uber, tapi setidaknya dia mencoba menerapkan sistem transportasi online untuk kereta kudanya.
Colon adalah kota kecil yang tidak punya layanan taksi dan Uber (aplikasi transportasi online).
Untuk memenuhi permintaan pasar, muncullah Timothy dengan ide Uber Kereta miliknya.
Kalau Anda pernah menggunakan Uber mobil, Anda bisa berbagi biaya perjalanan dengan pemesan lain yang juga ikut menumpangi mobil itu.
Baca Juga:Antara Nasi Putih atau Mi Instan, Mana yang Bikin Lebih Cepat Gemuk?
Bersama kereta kuda Timothy, Anda juga bisa berbagi biaya perjalanan, loh!
Timothy tidak memiliki aplikasi untuk pemesanan kereta kuda miliknya, dia akan memacu kudanya keliling kota Colon yang kecil.
Saat ada penumpang yang ingin menggunakan jasanya, dia bisa menelepon atau menunggu di pinggir jalan.
Setelah penumpang itu masuk, Timothy akan melanjutkan perjalanan sembari tetap mengizinkan penumpang lain untuk turut serta.
Dengan begitu, para penumpang kereta kuda miliknya bisa berbagi biaya perjalanan.
Terobosan Uber kereta kuda ini ternyata sangat disukai di Colon.
"Uber milik Timothy sangat menarik. Biasanya saat Anda naik kereta kuda, Anda harus menunggu lama dan tidak bisa berbagi biaya," kata Bruce Jordan, salah seorang pelanggan kereta kuda Timothy.
Banyak warga Colon yang merasa terbantu dan mereka juga senang karena mendapat alternatif lain untuk bepergian di kota yang tidak memiliki fasilitas layanan taksi ini.
Nah, apakah Anda juga tertarik untuk mengembangkan transportasi lokal di daerah Anda?
Baca Juga:Mengintip Kota Kuala Kencana Milik PT Freeport di Papua: Modern, Canggih, dan Bersih!