Advertorial
Intisari-Online.com – “Hallo, di sini istana Buckingham."
Suara yang menelpon terdengar biasa saja, seenaknya, seakan-akan memberi komentar tentang keadaan cuaca: "Selamat pagi, apakah Anda ada waktu untuk bersantap siang dengan Ratu dan Pangeran pada tanggal 9 Juli?"
Reaksi yang normal jika Anda menerima telpon seperti itu adalah bertanya pada diri sendiri, siapakah dari teman-teman anda yang sedang iseng?
Terus yang menilpun itu diajak berbicara untuk menerka siapa dia. Beberapa orang, baru sesudah waktu yang lumayan lama mau mengerti bahwa telpon itu benar-benar datang dari istana Buckingham.
Ratu memang punya acara mengundang beberapa warganegara biasa untuk makan siang bersamanya.
Wakil Kepala Rumah Tangga Istana Ratu berkewajiban untuk mengurus undangan makan siang, meskipun anggauta-anggauta staf Kerumahtanggaan yang lain dapat mengusulkan siapa-siapa yang diundang.
Mereka tidak pernah mencoba untuk menyerasikan tamu satu dengan tamu lain, sebab mereka berpendapat, bahwa jika seseorang sudah dianggap patut diundang, maka ia dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dan menggairahkan percakapan. Suami ataupun isteri dari yang diundang tidak ikut diundang.
Percakapan tilpun yang tidak resmi dari Wakil Kepala Rumah Tangga beberapa minggu sebelumnya itu, adalah untuk menghindari perasaan yang tidak enak yang tentu akan timbul pada kedua belah pihak jika terpaksa menolak undangan resmi dari Sri Ratu.
Baca juga: Jika Sedang Makan Sendirian, Ratu Elizabeth II Bisa Makan Sambil Mengisi TTS
Dalam praktek tidak ada catatan bahwa pernah ada yang menolak undangan tidak resmi melalui tilpun yang dilakukan dengan sopan itu. Kalaupun ada maka istana Buckingham terlampau diplomatis untuk menceriterakannya.
Undangan resmi berupa sebuah kartu yang besar dan berpinggiran emas dengan si pengirim Rumah Tangga Istana Ratu, datang seminggu sesudahnya. Menjawab undangan ini telah menyebabkan orang yang diundang mempergunakan bahasa Inggeris yang biasanya hanya terdapat di buku-buku:
Joe Bloggs, esquire, mengucapkan terima kasih pada Kepala Rumah Tangga Istana Ratu untuk pemberian undangan yang telah memperkenankannya bersantap siang dengan Ratu dan ia memohon agar supaya diketahui bahwa ia menerima undangan itu.
Makan siang yang tidak terlampau resmi ini, yang dimaksudkan agar keluarga Ratu bertemu dengan lapisan yang lebih luas dan mendalam dari masyarakat, telah dimulai pada tanggal 11 Mei 1956. Sejak itu sudah ada 100 kali diadakan kalau ada waktu lowong dalam jadwal acara Sri Ratu.
Baca juga: Rupanya Ratu Elizabeth II Pelit dalam Memberi Hadiah, Bahkan Untuk Anggota Keluarganya Sendiri
Sebenarnya telah diadakan juga undangan untuk makan malam, akan tetapi pada tahun 1960 ini ditiadakan lagi sesudah 16 kali dilakukan, sebab terlampau sukar untuk menemukan waktu di malam hari di mana baik Ratu maupun Pangeran Philip sedang ada kesempatan luang bersama-sama.
Selalu ada 8 tamu di waktu makan siang itu, selain Ratu dan Pangeran Philip, kadang-kadang juga 2 orang anggauta dari staf Rumah Tangga Istana ataupun Putera Mahkota dan Puteri Anne jika mereka sempat. Jadi 12 orang.
Orang yang diundang itu aneka ragam, hingga sulit untuk mengatakan pada umumnya lapisan mana yang diundang. Biasanya orang yang tidak mereka temui selama kewajiban-kewajiban resminya.
Pada acara-acara resmi mereka tentu saja bertemu dengan golongan paling atas. Makan siang ini sebaliknya memberi mereka kesempatan untuk bertemu dengan orang dari segala lapisan: pendeta-pendeta muda, anggauta parlemen yang duduk di belakang dan bukan Perdana Menteri atau Menteri Kabinet, dokter-dokter ahli bedah muda yang pandai dan bukan penasehat yang terkemuka dan pengurus rumah sakit, wartawan-wartawan biasa dan bukan editor ataupun yang empunya surat kabar.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Melotot Ketika Putri Diana Memilih Cincin Pertunangannya dengan Pangeran Charles
Undangan yang berpinggiran emas itu hanya mengatakan bahwa pakaian yang ditentukan itu: "informal". Di Inggeris ini berarti kemeja berdasi dan setelan gelap untuk laki-laki. Untuk wanita cukup memusingkan juga, karena tidak tentu apa.
Beryl Reid, seorang aktris komedi pada suatu hari datang memakai topi yang besar dan sarung tangan. Sri Ratu sama sekali tidak memakai kedua hal itu.
Dengan suara keras Miss Reid mengatakan: "Alangkah baiknya jika Sri Baginda mengatakan bahwa saya tidak usah memakai hal-hal ini!", dan dengan demikian memulai percakapan dan membuat Ratu tertawa lebih keras dari pada yang lain.
Undangan ditentukan untuk jam 12.50-13.00. Kebanyakan tamu datang tepat pada waktunya dan berbisik perlahan-lahan pada polisi yang menjaga pagar, bahwa mereka datang untuk makan siang dengan Ratu.
Baca juga: Nasib Jadi Teman-teman Ratu Elizabeth, Tak Boleh Pulang Sebelum Ratu Pulang Bila Mereka Bertemu
Polisi tidak berkedip mata dan mengantarkan mereka ke halaman dalam di mana mereka sudah ditunggu oleh Kepala Rumah Tangga dan para pembantu laki-laki berseragam aneka warna, dari "kilt" (rok pria Skotlandia) seperti yang dipakai Kepala Musik Ratu dan pembantu-pembantu lain yang berjas panjang dan yang bertugas sebagai pesuruh atau pembantu khusus.
Di tempat menitipkan mantel bagi pria telah tersedia segala sesuatu yang dibutuhkan seseorang yang sedang senewen misalnya air panas, sikat untuk menyikat rambut, sikat kuku dan sikat sepatu.
Tamu-tamu diantarkan ke ruangan Abad ke 18, di kamar Belgia di bagian belakang lantai bawah yang menghadap ke taman. Mereka diberi minum oleh yang bertugas di situ untuk menenangkan rasa senewen mereka dan diberi pelajaran kilat bagaimana bergaul dengan baginda.
Yakni harus mengatakan "Your Majesty" jika baru bertemu dan selanjutnya "Ma'am" yang kedengarannya sama dengan "jam". Untuk pangeran sebutan adalah "Sir".
Baca juga: Hadiah untuk Ratu Elizabeth II Tidak Diterima Bila Pengirimnya Tidak Dikenal Secara Pribadi
Para tamu mulai berbicara dengan ringan dan melirik-lirik siapa saja yang diundang. Seorang usahawan, seorang dirigen orkes, Beryl Reid, seorang wartawan dan seorang olahragawan perahu layar yang termasuk rombongan Olimpik.
Tepat pada jam 1, segerombolan anjing Corgi Wales yang berkaki pendek dan yang rupanya amat disayangi oleh Ratu datang masuk menghembus-hembus dengan agresip ke ruangan.
Sebelum orang sempat memperhatikan kaki-kaki anjing, Ratu sudah berjalan di belakang anjing-anjing itu, diikuti oleh Pangeran.
Setiap orang diperkenalkan dengan resmi. Yang wanita membungkuk dengan dalam-dalam dan yang pria mengangguk rendah.
Dengan cara mereka yang sudah sangat berpengalaman, maka Ajudan Ratu mengantar seorang tamu ke dekat Ratu dan Ajudan wanita mengantar tamu yang lain ke dekat Pangeran.
Terlihat bahwa makan siang ini sudah direncanakan dengan baik-baik. Ratu dan Pangeranpun telah mempelajari hal-ikhwal tamu dan mereka memperlihatkan bahwa mereka mengetahui apa yang telah dikerjakan tamu-tamu akhir-akhir ini.
Mereka mengetahui apa aktivitas mereka dan seakan-akan mereka tidak mempunyai kesibukan lain, kecuali mendengarkan konser yang dipimpin tamunya ataupun membaca artikel-artikel wartawan.
Setiap tamu akan mendapat giliran mengadakan pembicaraan tersendiri dengan Ratu dan Pangeran, biasanya mereka berbicara dengan seorang, dua orang, masing-masing sebelum makan, dengan dua orang selama makan dan tiga, empat orang sambil minum kopi.
Baca juga: Kebun Binatang Mainan untuk Cucu Ratu Elizabeth
Pada jam 1.15 dengan tiada pemberitahuan dulu, pintu-pintu dibuka dan semuanya beralih ke ruangan 1844, yang juga terletak di lantai bawah, untuk makan siang.
Ruang itu dinamakan demikian, karena telah dipugar pada tahun 1844 untuk kedatangan Tsar Rusia dan tanggal pemugaran dipahat di langit-langit.
Meja makan oval, sehingga setiap orang merasa sama dan dapat berbicara satu sama lain. Meja dihias dengan kembang-kembang.
Para pelayan berseragam melayani, mengisi gelas dan piring, anjing-anjing Corgi berkeliaran di bawah meja, mengharapkan pemberian. Makanannya serta anggurnya sangat lezat dan disajikan dengan segala alat-alat dari perak, kristal dan linen yang pantas untuk dipakai dalam rumah tangga Ratu.
Baca juga: Ratu Elizabeth II Tidak Pernah Membawa Uang di dalam Tasnya Kecuali Pada Hari Minggu, Ini Alasannya
Ada ceritera, yang mungkin juga merupakan isapan jempol, tentang ayah Ratu atau kakek Ratu dan sebuah tempat cuci tangan pada sebuah makan malam di istana Buckingham.
Seorang tamu, mungkin bingung melihat perak-perak masa Georgian yang mewah, mengambil tempat cuci jari yang diberi irisan jeruk dan bunga mawar di depannya dan meminum airnya. Sebenamya hanya ujung jari saja yang harus dimasukkan ke dalam tempat itu.
Untuk tidak memalukan tamu, Raja juga meletakkan tempat mencuci jari di mukanya dan juga meminum dari tempat itu dan dengan demikian memperlihatkan bahwa ia dapat menguasai keadaan dan bersopan santun sebagai seorang Raja.
Akhirnya semua tamu melakukan apa yang telah dilakukannya.
Sepanjang pengalaman orang, belum pernah terjadi seperti itu pada makan siang, tetapi memang bingung juga, mengambil mana yang betul diantara banyak gelas, pisau, mangkok dan piring.
Makan siang terdiri dari 3 jenis makan utama dengan selada, buah-buahan dan keju diiringi oleh anggur yang serasi. Akan tetapi meskipun makannya sangat mewah, percakapan santai, bergairah dan sering menggugah tawa.
Ratu dan keluarganya mencoba dengan benar-benar untuk menyertakan semua tamu dalam percakapan dan dengan pertolongan anggur itu berhasil juga.
Sesudah makan siang, para tamu pergi ke ruangan Abad ke 18 untuk minum kopi, likor, brandy dan untuk siapa saja yang mengingininya, menghisap cerutu yang besar.
Tergantung pada kesibukan dan acara-acara di sore hari, maka makan siang dapat berlangsung sampai jam 2.45. Kemudian Ratu dan Pangeran meninggalkan ruangan.
Mobil-mobil tamu dipanggil ke halaman depan. Mereka yang tidak bermobil, berjalan keluar pagar depan, berjalan seperti di atas awan kebanggaan dan karena pengaruh brandy. (Intisari Agustus 1977)
Baca juga: Ratu Elizabeth II Ternyata Suka Main Bebek-bebekan di Kamar Mandi