“Di medsos kan masih bebas, tidak mungkin mengharapkan semua bijak. Bahkan orang jahat sengaja bikin kacau dengan bahasa cerdas supaya enggak terjerat hukum. Kita imbau semua umat jangan ikut panas di medsos. Kita harus sejuk sehingga enggak terpancing,” jelasnya.
Hal senada dikatakan Ketua Pecalang Bali, Made Mudra yang mengatakan, pecalang di Bali sebagai penegak hukum jangan sampai selfie di saat Nyepi yang akan merusak kredibilitas pecalang.
Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menambahkan, siapapun tidak boleh keluar saat Nyepi, baik itu orang Bali maupun siapapun yang berada di Bali.
Ia mengatakan, jangan sampai hotel kemudian menyediakan paket Nyepi untuk jalan-jalan ke pantai dan melihat jalan sepi yang ada di Bali.
“Catur brata penyepian mutlak dilaksanakan semua orang di Bali, kecuali orang sakit, punya anak bayi, dan melahirkan. Selain itu kecuali beberapa Pecalang yang berjaga, enggak boleh keluar. Paket Nyepi yang dilaksanakan oleh hotel, enggak boleh tamu jalan di pantai, enggak boleh menikmati jalan raya keluar hotel. Di hotel enggak boleh ada lampu. Jangan kemudian paket Nyepi dipakai untuk jalan-jalan keluar hotel,” ujarnya.
Ia meminta ada sanksi tegas jika ada wisatawan mancanegara yang sampai berjemur ataupun ke luar hotel saat Nyepi.
Ia mengatakan, pihak hotel juga tidak boleh menyebarkan promosi yang muluk-muluk yang nantinya malah menipu wisatawan yang berkunjung ke Bali.
“Nanti kalau ketahuan sengaja melakukan pelanggaran seperti itu kami akan tindak tegas mereka. Jangan sampai hari raya Nyepi mereka (wisatawan) dijanjikan muluk-muluk, menikmati suasana Nyepi dengan diajak jalan-jalan. Kalau ada turis asing yang dia memang sudah tahu enggak boleh keluar, namun tetap keluar, mereka merusak. Itu harus dideportasi. Kalau mereka enggak dapat informasi dari pihak hotel, kami salahkan hotel. Sanksinya sampai pencabutan izin. Saya berteriak agar kalau ada seperti itu ditindak tegas pemda dan pihak berwajib,” jelasnya.
Kakanwil Agama Provinsi Bali, I Nyoman Lastra mengatakan, ketika seruan sudah dibuat oleh semua pimpinan umat beragama, maka itu harus dilaksanakan oleh seluruh umat di Bali.
Ia melihat para umat beragama lain pun ikut menjaga dan menghormati kesucian hari raya Nyepi.
Lembaga penyiaran tidak diperkenankan bersiaran saat Nyepi pada Selasa (28/3/2017) mulai pukul 06.00 Wita sampai Rabu (29/3/2017) pukul 06.00 Wita. Masyarakat dilarang membunyikan mercon, pengeras suara, dan bunyi-bunyian yang mengganggu pelaksanaan Nyepi.
Source | : | tribunnews.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR