Baca juga: Usai Ijab Kabul, Pria ini Harus Ikhlas Istrinya Meninggal Dunia Beberapa Jam Kemudian
Keluarga Pouladian pindah ke Australia dari Iran satu dekade lalu untuk menghindari konflik agama dan memberi anak-anak kehidupan yang lebih baik.
Suami Sisi meninggal pada tahun 2012 setelah mengidap kanker.
Pouya telah mengambil peran penting untuk ibu dan saudara perempuannya, bekerja tiga pekerjaan untuk mendukung keluarga dan belajar menjadi seorang pilot.
"Ibu mereka adalah orang yang sangat cantik, tetapi dia benar-benar benar-benar hancur."
Baca juga: Menteri Dalam Negeri Singapura Tunjukkan Kerusakan Parah di Kamar Hotelnya Akibat Gempa Lombok
"Mereka telah kehilangan ayah yang terkena kanker hampir lima tahun yang lalu, itu benar-benar merusak keluarga," kata Alex Opacic.
"Kemudian, ketika mereka kehilangan Pouya, Ashley berhenti menjaga ibunya karena dia sangat mengkhawatirkannya."
Sisi dilaporkan memberi tahu teman-temannya bahwa dia mempertimbangkan kemungkinan untuk bunuh diri setelah kematian anaknya.
Pacar Pouya, Pilar, kini telah menulis di halaman GoFundMe bahwa Sisi telah 'mengabdikan hidupnya untuk membesarkan dua anak yang luar biasa' setelah kematian suaminya.
Baca juga: Sedang Dinner di Hotel Lantai 12, Para Menteri Ini Langsung Berlarian Ketika Gempa Guncang Lombok
Sebuah catatan ditinggalkan di pintu depan rumah ibu dan anak perempuan sebelum jenazah mereka ditemukan.
Tertulis, "Tetangga yang terhormat, tolong hubungi polisi, kami di mobil di halaman belakang carport." (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)
Source | : | Dailymail.co.uk |
Penulis | : | Adrie Saputra |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR