Advertorial
Intisari-Online.com - Sahabat terbaik seorang wanita muda yang meninggal dalam sebuah kasus bunuh diri yang tragis dengan ibunya telah mengungkapkan momen memilukan.
Alex Opacic tidak tahu bahwa ketika dia memeluk Ashley Pouladian (20) hari itu akan menjadi yang terakhir kalinya.
Tragisnya, Ashley dan ibunya Sisi (45), ditemukan tewas di belakang mobil keluarga mereka pada hari Senin, yang dikatakan polisi adalah kasus bunuh diri.
Anjing keluargabernama Ray, seekor anjing jenis German Shepherd, juga ditemukan tewas di dalam kendaraan.
Baca juga:Mengintip Perkebunan Mayat: Saat Ribuan Mayat Dibiarkan Membusuk, Diikat di Pohon, Hingga Direndam
Alexmenyadari bahwa ketika ibu dan anak perempuan mengundangnya untuk berkunjung, itu adalah cara mereka mengucapkan selamat tinggal.
"Ashley tidak bisa menatap mataku. Dia tidak bisa memelukku dengan benar. Saya merasa mual saat pulang," katanya kepada Daily Mail Australia.
"Saya berada di rumah mereka selama enam jam, saya adalah orang terakhir yang melihat mereka."
Alex mengatakan bahwa Sisi tidak pernah pulih dari kematian putranya Pouya (24), setelah operasi rutin untuk meringankan penyakit apnea tidurnya pada bulan Maret.
Dia percaya bahwa keputusan Ashley untuk mengambil bagian dalam bunuh diri adalah karena "cintaterhadap ibunya".
"Ashley berusaha menjadi positif, dan semua temannya mengerti bahwa dia ada di mobil untuk ibunya," kata Alex Opacic.
"Dia tidak ingin mati, dia sangat bersemangat untuk kembali ke universitas dan melewati masa-masa sulitnya (kematian saudara laki-lakinya)."
Ashley terdaftar di University of Technology Sydney mempelajari ilmu kedokteran dan berharap suatu hari akan menjadi dokter gigi, kata Alex.
Baca juga:Usai Ijab Kabul, Pria ini Harus Ikhlas Istrinya Meninggal Dunia Beberapa Jam Kemudian
Keluarga Pouladian pindah ke Australia dari Iran satu dekade lalu untuk menghindari konflik agama dan memberi anak-anak kehidupan yang lebih baik.
Suami Sisi meninggal pada tahun 2012 setelah mengidap kanker.
Pouya telah mengambil peran penting untuk ibu dan saudara perempuannya, bekerja tiga pekerjaan untuk mendukung keluarga dan belajar menjadi seorang pilot.
"Ibu mereka adalah orang yang sangat cantik, tetapi dia benar-benar benar-benar hancur."
Baca juga:Menteri Dalam Negeri Singapura Tunjukkan Kerusakan Parah di Kamar Hotelnya Akibat Gempa Lombok
"Mereka telah kehilangan ayah yang terkena kanker hampir lima tahun yang lalu, itu benar-benar merusak keluarga," kata Alex Opacic.
"Kemudian, ketika mereka kehilangan Pouya, Ashley berhenti menjaga ibunya karena dia sangat mengkhawatirkannya."
Sisidilaporkan memberi tahu teman-temannya bahwa dia mempertimbangkan kemungkinan untukbunuh dirisetelah kematian anaknya.
Pacar Pouya, Pilar, kini telah menulis di halaman GoFundMe bahwa Sisi telah 'mengabdikan hidupnya untuk membesarkan dua anak yang luar biasa' setelah kematian suaminya.
Baca juga:Sedang Dinner di Hotel Lantai 12, Para Menteri Ini Langsung Berlarian Ketika Gempa Guncang Lombok
Sebuah catatan ditinggalkan di pintu depan rumah ibu dan anak perempuan sebelum jenazah mereka ditemukan.
Tertulis, "Tetangga yang terhormat, tolong hubungi polisi, kami di mobil di halaman belakang carport."(Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)