Intisari-Online.com- Lydia Smear menuliskan kisahnya di theguardian.comtentang keputusannya menghapus seluruh media sosial darismartphone-nya. Ini dikarenakan Lydia menganggap media sosial telah membuatnya menjadi idiot.
(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Januari tahun ini, Lydia telah menghapus semua aplikasi media sosial dari ponselnya. Ini ia lakukan karena ingin menghindari keterlibatan yang menantang atau kecemasan yang tinggi.
(Masih Suka Adu Mulut di Media Sosial? Anda Sudah Lakukan Hal yang Sia-sia)
Seperti ketika membuka Instagram, khawatir tentang di mana ku akan tinggal di tahun depan. Di facebook banyak kesedihan yang terpikirkan ketika melihat akun teman.
Apalagi menurut sebuah laporan dari GlobalWebIndex, pengguna media sosial yang ada di smartphone telah merubah pikiran menjadi kompulsif. Dan 47% pengguna dewasa menggunakan media sosial setiap hari dengan rata-rata dua jam sehari.
Tidak ada hari tanpa membuka media sosial. Mulai dari Facebook, lalu Instagram, dan Messenger. Siklus ini terus berlanjut dan membuat Lydia merasa terganggu.
Daniel Gerrad, pendiri Addiction Helper, percaya bahwa kecanduan media sosial adalah kecanduan yang prosesnya mirip dengan perjudian. “Semakin kita melakukannya, semakin ingin kita melakukannya terus-menerus. Sehingga terblokir dari dunia nyata sangat mungkin,” ucapnya.
(Media Sosial Ladang Subur Bagi Hoax, Terutama di Musim Pilkada Seperti Sekarang Ini)
Agar tidak mengalami candu seperti di atas, Lydia pun mulai memahami media sosial. Ini ia lakukan agar tidak selalu menjadikan media sosial sebagai pelarian dari dunia nyata.
Kini, ia merasa lebih “bersih”. Ia memang masih menggunakan ponselnya. Tapi untuk membuka media sosial hanya ia lakukan sesekali dengan menggunakan komputer yang adai di rumah.
“Jadi saya bisa memastikan media sosial tidak selalu bersama saya setiap detiknya,” terang Lydia.
Ada dua manfaat besar yang Lydia dapatkan ketika menghapus semua media sosialnya dari ponsel.
(Jika Ingin Masuk Amerika Kita Harus Menyerahkan Kata Sandi Akun Media Sosial)
Pertama, ia merasa bebas. Lydia tidak lagi harus berurusan dengan emosi rumit hanya karena sebuah status media sosial. Ia jadi lebih mengkwatirkan kehidupan sosialnya dan hubungannya dengan teman dekat.
Kedua, tahu cara menghabiskan waktu. Selepasnya Lydia dari media sosial, praktis sekarang ia tahu cara lain membuang-buang waktu. Seperti nonton film bersama teman, berkumpul bersama teman lama, ngobrol panjang dengan keluarga, dan menemukan hobi baru yaitu membaca buku.
Ketiga, kembali seperti dirinya yang awal. Bagi Lydia, manfaat terakhir ini sangat baik untuknya. Ia kembali bisa beraktivitas dengan baik tanpa gangguan media sosial. Ia jadi lebih sering bertemu orang banyak, bahkan tidak tanggung-tanggung terjun langsung ke lapangan membantu orang.